A.
Latar Belakang Masalah
Dalam berbagai sumber di nyatakan bahwa hakikat sains
adalah produk proses dan penerapannya ( teknologi ), termasuk sikap dan nilai
yang terdapat di dalmnya. Pembahruan yang di lakukan merupakan upaya untuk
mewujudkan tantangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pengajaran sains,
yang memberikan bekal kepada siswa, sehingga mereka kelak dapat menyesuaikan
diri dalam kehidupan masyarakat yang sudah semakin terikat pada
kemajuan–kemajuan sains serta hasil – hasil di bidang teknologi.
Perkembangan sains pada akhir-akhir ini menunutut adanya
pembaharuan di bidang pendidikan pendidikan dan pengajran sains baik
negara–negara maju maupun di negar yang sedang berkembang, hal tersebut bahwa
sains dan teknologi berperan dalam meningkatkan kesejahteraan baik sebagai
individu atau kelompok masyarakat ( Hidayat, 2010 )
Banyak
orang berpendapat bahwa yang penting agar siswa menguasai sains adalah dengan memberikan produk sains
sebanyak-banyaknya. Tentu hal
itu tidak tepat. Yang benar adalah memberikan orang yang
belajar kesempatan berbuat, berfikir, dan bertindak seperti ilmuwan (scientist). Dengan demikian belajar
sains atau membelajarkan sains kepada siswa adalah memberikan kesempatan dan bekal untuk memproses
sains dan menerpkan dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar
dan mengikuti etika keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat. (Nuryani
Rustaman, 2011).
1. Identifikasi Masalah
Dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model, metode atau teknik dalam pembelajaran IPA di
kelas V SD Negeri 01 Tundagan.
Berdasarkan data ulangan harian siswa untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa
kelas V SD Negeri 01Tundagan,
masih banyak siswa yang
belum tuntas dalam KD tersebut, ini terlihat dari 30 siswa kelas V hanya 7 siswa atau 23,3% yang mendapat di atas nilai rata-rata
ketuntasan (≥68) atau
tuntas, sedangkan 23 siswa
atau 76,7%
belum tuntas.
2. Analisis Masalah
Dari hasil tes yang di lakukan penulis menemukan beberapa permasalahan
mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa kelas V SD Negeri
01Tundagan antara lain:
a. Dalam proses pembelajaran
guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga guru lebih dominan dan kurang
melibatkan siswa.
b. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
d. Banyak siswa yang belum dapat menjawab
pertanyaan dari guru.
e. Siswa sering bermain
sendiri saat pelajaran berlangsung.
f. Hasil belajar siswa masih rendah.
Berdasarkan
permasalahan tersebut, penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan
mengadakan upaya perbaikan yaitu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui
demonstrasi (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD
Negeri 01Tundagan.
Menurut pendapat dari Dimyati dan Mudjiono pembelajaran
yang baik adalah aktivitas antara pendidik atau guru harus terpogram melalui
desain instruksional agar siswa dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan
pada sumber yang di sediakan. Sedangkan menurut Corey pembelajaran merupakan
proses di mana suatu lingkungan secara di sengaja, di kelola untuk menghasilkan
respon terhadap situasi dan kondisi tertentu yang mana pembelajaran ini
merupakan substansi dari pendidikan, pembelajarn ialah setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif
antara guru dan siswa.
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang teridentifikasi tersebut, maka peneliti melakukan refleksi pra
siklus dengan teman sejawat tentang kemungkinan penyebab dari permasalahan
tersebut. Peneliti menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada
diantaranya :
a. Meningkatkan kemampuan
profesional guru dalam menegelola pembelajaran.
b. Mempersiapkan psikologis siswa secara matang
dalam menerima dan memahami materi.
c. Guru harus menggunakan metode, model, dan
media yang tepat agar siswa mudah menerima materi pelajaran.
d. Menyusun pertanyaan yang dipahami oleh siswa.
e. Meningkatkan mutu
pembelajaran dan pendidikan.
f. Menumbuhkan minat belajar siswa.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah untuk
perbaikan pembelajaran ini adalah “Bagaimana penggunaan metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) pada siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan.
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan
permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui demonstrasai (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya
magnet.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran
IPA kompetensi dasar mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasi (gaya gravitasi,
gaya gesekan, dan gaya magnet.
3. Untuk meningkatkan keaktifan siswa
kelas V SD Negeri 01Tundagan mata
pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasi (gaya gravitasi,
gaya gesekan, dan gaya magnet.
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian yang di
lakukan meniliki beberapa manfaat, antara lainn ;
1. Bagi Guru
Sebagai
kajian gagasan dan informasi untuk pengembangan dan peningkatan keterampilan mengorganisasikan, memformulasi, dan mengkondisikan kegiatan belajar mengajar di
kelas terutama untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), supaya
pencapaian tujuan pembelajaran dapat ditingkatkan dengan maksimal.
2. Bagi siswa
Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menigkatkan
motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih aktif belajar dan menolong siswa dalam rangka mempertahankan
atau meningkatkan keterampilan siswa dalam penyelesaian soal Mahluk Hidup, yang
akhirnya akan mampu memberikan kontribusi positif dalam peningkatan nilai
rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
3. Bagi Sekolah
Dari
semua hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini nantinya tentu ada suatu
harapan yaitu dengan meningkatnya prestasi peserta didik
dalam penyelesaian soal - soal tentang hubungan antara gaya, gerak, dan
energi, maka akan meningkatkan nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) dan akan memberikan kontribusi yang positif bagi sekolah untuk menuju pada sekolah yang
berkualitas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori
1. Pengertian IPA
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di harapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (BNSP, Depdiknas: 2008).
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semseta dengan segala isinya, IPA merupakan
ilmu yng mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Nash dalam bukunya, The Nature
of Sciencies menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Selain itu Nash juga menjelaskan, bahwa cara IPA mengamati alam
ini bersifat analisis, lengkap, cermat, dan menghubungkan antara satu fenomena
dengan fenomena yang lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu perspektif yang
baru tentang obyek yang diamatinya (Darmodjo, 2010).
|
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha
yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk
membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa dapat memahami proses gejala alam,
serta cara nencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
sekedar pengasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep – konsep atau prinsip
– prinsip, tetaoi juga mengumpulkan fakta – fakta dan bagaimana menghubungkan
fakta – fakta tersebut. Dengan kata lain IPA merupakan proses penemuan.
2. Perlunya
IPA diajarkan di SD
IPA
perlu diajarkan di SD karena termasuk dalam kurikulum suatu sekolah (Samatowa,
2008). Ada beberapa
alasan mengapa IPA diajarkan di SD yaitu:
a. IPA sangat bermanfaat bagi suatu
bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi sebagai tulang Punggung
pembangunan dan pengetahuan.
b. IPA merupakan suatu mata pelajaran
yang memberikan konsep berpikir kritis.
c. Apabila IPA diajarkan dengan
demonstrasi dan percobaan, maka IPA bukan pelajaran hafalan, melainkan pelajaran ketrampilan secara
menyeluruh baikfisik maupun psikis.
d. IPA memiliki nilai-nilai dan potensi
pendidikan yang dapat membentuk kepribadian secara menyeluruh.
Aspek
pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan
pengetahuan, mereka memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai
pengetahuan baru dan akhirnya dapat mengaplikasinya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran
IPA (Sains) harus dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam,
menginvestigasikan anggapan-anggapan kita tentang fenomena dan sebagai bangunan
pengetahuan yang dihasilkan dari proses inquiri.
3. Metode
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Metode pembelajaran dipandang mampu untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa. Menurut Komarudin yang dikutip oleh Samatowa (2006: 48), model
merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan. Model ini dapat dipahami sebagai suatu tipe atau desain, suatu
deskripsi atau analogi yang langsung diamati, suatu sistem atau asumsi-asumsi,
data-data, dan obyek atau peristiwa, suatu desain yang disederhanakan dari
suatu sistem kerja suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin
atau imajiner, dan penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan
menunjukkan sifat bentuk aslinya.
Model pembelajaran pada dewasa ini adalah
pandangan konstruktivisme yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.
Model pembelajaran konstruktivisme ini memperhatikan dan mengembangkan serta
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah.
Pengetahuan siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah sebaiknya
dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal siswa dalam sasaran pembelajaran,
karena sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat.
Komponen
utama yang secara langsung membentuk suatu model pembelajaran adalah materi.
Adapun yang dibahas guru pada waktu guru mengajar adalah tahap berpikir siswa
sebagai subyek belajar. Pendekatan dan metode serta alat evaluasi yang
digunakan merupakan suatu program pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas.
4. Metode Demonstrasi
a. Pengertian
Sanjaya
(2010), Sumantri, dan Permana (2011) mengemukakan bahwa demonstrasi
adalah cara menyajikan pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan
oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif,
karena dapat membantu siswa untuk melihat secara langsung proses terjadinya
sesuatu atau cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi benda atau situasi tertentu
yang sedang di pelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering di sertai
penjelasan lisan.
Metode demostrasi
adalah metode menagajar di mana seorang guru atau orang lain bahkan murid
sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan
jalannya sutu perbuatan tertentu.
Metode
demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang
dilakukan misalnya: proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu.
b. Perencanaan metode demonstrasi
hal
yang di lakukan dalam tahap perencanaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan
tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang ddapat di tempuh
setelah metode demonstrasi berakhir.
2) Menetapkan
garis langkah – langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.
3) Memperhitungkan waktu
yang di butuhkan.
c.
Pelaksanaan metode demontrasi
hal – hal yang perlu di lakukan dalam
tahap pelaksanaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1) memulai demonstrasi yang menarik perhatian siswa.
2) mengingat pokok – pokok materi yang akan di
demonstrasikan agar demonstrasi
mencapai sasaran.
3) apakah semua siswa mengikuti demonstrasi
dengan baik.
4) menghindari ketegangan karean itu guru
hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.
5) Mengajarkan suatu proses
atau prosedur yang harus di kuasai oleh siswa
d. Tujuan metode demonstrasi
tujuan pokok
penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan ( meneladani ) cara
melakukannya sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Di tinjau dari bukan
metode yang dapat di implementasikan dalam PBM swcara independen, kareana ia
merupakan alat bantu untuk memperjelas apa – ap ayng di uraikan baik verbal
maupun secra tekstual. Sealin itu penggunaan metode demonstrasi dalam proses
belajar mengajar juga memilki arti penting yang strategis dalam membrantas “
verbalisme “ ( aliran pandangan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan
hafalan di luar kepala walaupun tak mengerti artinya ). Biasanya mudah timbul
dalam proses belajar mengajar apa bila guru hanya menginformasikan konsep dan
fakta dalam bentuk kata – kata baik lisan maupun tulisan.
Adapun tujuan dalam metode demontrasi di anatarnya sebagai berikut :
1 ) Mengajarkan suatu proses atau
prosedur yang harus di kuasai oleh siswa.
2 ) Mengkongkritkan informasi
atau penjelasan kepada siswa.
3 )Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara bersama-sama.
4 ) perhatian siswa lebih di
pusatkan.
5 ) P roses belajar siswa lebih
terarah pada materi yang sedang di pelajari.
e. Alasan Penggunaan Metode
Demonstrasi
Kapan
guru menggunakan metode demonstrasi? Guru menggunakan metode demonstrasi apabila:
1) Tidak semua topik dapat dijelaskan
secara gamblang dan konkret melalui penjelasan atau diskusi.
2) Karena tujuan dan sifat materi
pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.
3) Tipe belajar siswa yang
berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik,
maupun sebaliknya.
4) Memudahkan mengajarkan suatu proses
atau cara kerja.
5) Sesuai dengan langkah
f. Kelebihan Metode Demonstrasi
Kelebihan Metode demonstrasi adalah:
1) Pelajaran menjadi lebih jelas dan
konkret sehingga tidak terjadi verbalisme.
2) Siswa akan lebih mudah
memahami materi pelajaran yang didemonstasi.
3) Proses pembelajaran akan sangat
menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi.
4) Siswa akan lebih aktif mengamati dan
tertarik untuk mencobanya sendiri.
5) Menyajikan materi yang tidak biasa
disajikan oleh metode lain.
g. Kelemahan Metode Demonstrasi
Beberapa
kelemahan metode demonstrasi adalah:
1) Tidak semua guru dapat melakukan
demonstrasi dengan baik.
2) Terbatasnya sumber belajar, alat
pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan
terbatasnya waktu.
3) Demonstrasi memerlukan waktu yang
lebih banyak dibanding dengan metode ceramah dan tanya jawab.
4) Metode demonstrasi memerlukan
persiapan dan perancangan yang matang.
B. Kerangka
Berfikir
Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini kerangka berfikir yang digunakan adalah sebagai
berikut:
- Pra Siklus
Di dalam pra siklus ini kemampuan pemahaman siswa
dalam pembelajaran masih rendah, karena guru belum menggunakan metode yang
tepat.
- Siklus I
Pada
siklus ke I ini guru menggunakan metode demonstrasi, jika belum tuntas maka
akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
- Siklus II
Pada siklus ke II ini guru menggunakan metode demonstrasi dan diskusi kembali, diharapkan siswa akan lebih banyak yang tuntas belajar
Gambar
2.1 Alur kerangka berpikir
C. Hipotesis
Tindakan
Dari
perumusan masalah di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
1.
Penggunaan
metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesekan, dan gaya magnet).
2.
Penggunaan
metode demonstrasi dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 01Tundagan mata
pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesekan, dan gaya magnet).
D. Indikator
dan Kriteria Keberhasilan
Indikator
yang digunakan untuk menyatakan siswa tuntas belajar adalah jika hasil belajar
siswa terhadap materi pelajaran mencapai 68% ke atas, dan indikator yang digunakan untuk
mengukur minat siswa adalah perhatian
siswa dalam pembelajaran positif, rasa ingin tahunya besar, dan aktif bekerja
dalam mencari informasi. Upaya perbaikan ini dapat dikatakan berhasil apabila
siswa tuntas dalam pembelajaran atau mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yaitu ≥ 68
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A.
Subyek, tempat, dan waktu penelitian, pihak yang membantu
- Subyek
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 01Tundagan Kecamatan Watukumpul Kabupaten
Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Subyek yang akan di jadikan penelitian adalah:
kelas :
V (lima)
mata pelajaran :
Ilmu Pengetahuan Alam
kompetensi dasar : Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet)
Karakteristik siswa : Jumlah siswa = 30 anak
Laki-laki
= 18
anak
Perempuan
= 12 anak
- Tempat
Penelitian di laksanakan di SD
Negeri 01Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.
|
lima ruang kelas, satu kantor, ruang guru, dan
ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang tata usaha, ruang dapur, tempat
parkir, dan halaman sekolah yang cukup luas. Indikator ekonomi lemah dapat
dilihat dari pekerjaan orang tua siswa, dari 30 siswa kelas V sebagian besar
orang tuanya menjadi buruh tani, Meskipun begitu kualitas SDN 04 Tundgan cukup
baik.
- Waktu
Waktu penelitian di laksanakan di
SDN 04 Tundagan dalam dua siklus, dengan rician :
Siklus I : Rabu, 1 Maret 2017
Siklus II : Kamis, 2 Maret 2017
Penentuan waktu di laksanakannya pennelitian tindakan kelas di sesuaikan
dengan jadwal pelajaran yang telah di tetapka pada SD Negeri 01Tundagan,
sehingga penelitian tidak mengganggu pada kegiatan belajar mengajar.
- Pihak yang membantu penelitian
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus dan pada perbaikan
pembelajaran ini dibantu oleh:
1.
Penilai 1
Nama : .....
NIP. : .....
Jabatan : kepala Sekolah
2.
Penilai 2
Nama : .....
NIP. : ....
Jabatan : Guru kelas V
B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian yang di laksanakan dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas yang secara sistematis refleksi terhadap berbagai
tindakan yang di lakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan 2 siklus. Langkah – langkah setiap siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan ( observasi ) dan refleksi.
Gambar 3.1
Desain prosedur
Dari gambar di atas dapat
di jelaskan sebagai berikut :
1 ) Perencanaan
Rencana penelitian tindakan kelas
merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup
kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan keadaan yang
tepat.
2 ) Tindakan
Yang
di maksud acting di sini adalah tindakan yang di lakukan secar sadar dan
terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan
yang di lakukan di dasarkan pada perencnaan yang di susun sesuai dengan
permasalahan.
3 ) Observasi Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk
mendokumentasikan hal – hal yang terjadi selama tindakan dan pengaruh tindakan
yang terkait.
4 ) Refleksi
Refleksi
adalah mengingat dan menunjukkan kembali suatu tindakan yang telah di lakukan sesuai
dengan hasil observasi.
Hubungan
antara komponen di atas menunujukkan bahwa sebuah siklus ( putaran ) atau
kegiatan berkelanjutan. Siklus inilah yang sebenarnya menjadi salah satu ciri
utama dari penelitian tindakan kelas yaitu bahwa penelitian tindakan kelas harus
di lakukan dalam bentuk siklus bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau
siklus tersebut berulang terus menerus sampai masalah yang di hadpi terpecahkan.
v Deskripsi
per siklus
1. Siklus I
Siklus I di laksanakan
pada hari Rabu, 1 Maret 2017
a. Perencanaan
Penyusunan
langkah-langkah tindakan sebagai berikut:
1)
Menyususn
Rencana Perbaikan Pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi awal.
2)
Mempersiapkan
alat peraga
3)
Mempersiapkan
lembar kerja siswa
4)
Mempersiapkan
lembar evaluasi
5)
Mempersiapkan
tempat pelaksanaan
b. pelaksanaan
Pada
pelaksanaan pembelajaran ini guru dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati jalannya proses
belajar mengajar. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1)
Kegiatan
awal (
5 menit )
Apersepsi
· Sambil mempersiapkan media dan alat peraga guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagai apersepsi guru mengadakan tanya jawab
berkaitan dengan materi.
- Barang apa yang terbuat dari magnet?
Motivasi
· Guru memeberikan
motivasi atas jawaban siswa.
2)
Kegiatan
inti ( 25 menit )
Eksplorasi
· Guru menjelaskan tentang materi yang
ada dalam buku.
· Siswa memahami bahwa magnet memiliki
dua kutub.
Elaborasi
· Menyimak pemahaman materi mengidentifikasi kedua kutub magnet.
· Mampu menyebutkan cuntoh-contoh
benda yang memiliki atau mengandung magnet.
· Mengajak siswa untuk mengerjakan
soal-soal yang ada dalam buku LKS.
Konfirmasi
· Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi siswa.
· Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3)
Kegiatan
akhir ( 10 menit )
· Bersama-sama dengan siswa dan atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
· Melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.
· Menutup pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Guru
mengamati keaktifan siswa di
dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, dan dalam proses belajar
mengajar juga diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan guru dan
teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran siklus I ini masih ditemukan
masalah-masalah sebagai berikut:
1)
Beberapa
siswa belum semuanya terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
2)
Dalam
mengerjakan tugas kelompok tidak semua siswa ikut secara aktif
mengerjakannya.
Hasil evaluasi menunjukkan belum secara
keseluruhan siswa mencapai standar ketuntasan. Sebagai bahan perbaikan untuk siklus berikutnya guru akan
memfokuskan perbaikan dalam penggunaan metode demonstrasi.
d. Refleksi
Berdasarkan
pengamatan dan analisis data tes formatif pada siklus pertama, siswa yang belum
tuntas 23 siswa
atau sebesar 76,7%,
dan siswa tuntas belajar baru berjumlah 7
anak dari 30 siswa
atau sebesar 23,3%.
Hasil ini belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (≥68).
Setelah
guru berdiskusi dengan observer untuk menyikapi hasil pembelajaran melalui
observasi, hasil latihan, dan tes formatif, maka perlu dilanjutkan perbaikan
pada siklus kedua.
Agar
dalam pembelajaran dapat berjalan sesuai harapan maka solusi yang ditempuh
adalah sebagai berikut :
1) Guru harus lebih banyak mendorong
siswa untuk aktif dalam belajar.
2) Penggunaan media pembelajaran harus
sesuai
3) Dalam mengerjakan tugas kelompok
guru harus lebih menekankan penggunaan metode demonstrasi dan
memotivasi semua anggota kelompok untuk aktif mengerjakan tugasnya.
4) Guru lebih banyak memotivasi siswa
dalam belajar.
Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik maka dilakukan perbaikan pembelajaran siklus
II.
2. Siklus II
Siklus II di laksanakn
pada hari Kamis, 2 Maret 2017. Dari hasil refleksi dan hasil pengamatan pada
siklus I yang belum memuaskan, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada
siklus II dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Penyusunan
langkah-langkah tindakan sebagai berikut:
1)
Menyususn
Rencana Perbaikan Pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi awal.
2)
Mempersiapkan
alat peraga
3)
Mempersiapkan
lembar kerja siswa
4)
Mempersiapkan
lembar evaluasi
5)
Mempersiapkan
tempat pelaksanaan
b. Pelaksanaan
Pada
pelaksanaan pembelajaran ini guru kembali dibantu oleh teman sejawat untuk
mengamati jalannya proses belajar mengajar. Adapun pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan awal ( 5 menit )
Apersepsi
· Sambil mempersiapkan media dan alat peraga guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagai apersepsi guru mengadakan tanya jawab
berkaitan dengan materi.
- Sebutkan dua nama kutub dalam magnet?
Motivasi
· Guru memeberikan
motivasi atas jawaban siswa.
2)
Kegiatan
inti ( 20 menit )
Eksplorasi
· Guru menjelaskan tentang materi yang
ada dalam buku.
· Siswa memahami bahwa magnet memiliki
dua buah kutub.
· Semua siswa diminta menyebutkan
contoh-contoh benda yang mengandung magnet disekitar rumah.
Elaborasi
· Menyimak pemahaman materi mengidentifikasi contoh-contoh benda yang mengandung
magnet.
· Menggunakan media gambar poster serta contoh-contoh benda asli yang
mengandung magnet.
· Mampu menyebutkan contoh-contoh
benda asli yang mengandung magnet.
- Ujung gunting
- Pangkal pion catur
- Dinamo sepeda
· Mendemonstrasikan contoh-contoh benda asli yang
mengandung magnet yang memiliki dua kutub.
Konfirmasi
· Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa.
· Memberikan pujian kepada siswa atas keaktifan siswa
mengikuti proses belajar mengajar
· Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3)
Kegiatan
akhir ( 10 menit )
· Bersama-sama dengan siswa dan atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
· Melakukan penilaian dan atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.
· Menutup pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Guru
mengamati keaktifan siswa di
dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, dalam proses belajar
mengajar juga diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan guru dan
teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan hal –
hal sebagai berikut:
1)
Siswa hampir
semuanya terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
2)
Dalam
mengerjakan tugas kelompok dengan menggunakan metode diskusi hampir semua siswa
ikut secara aktif mengerjakannya.
Hasil evaluasi menunjukkan hampir secara
keseluruhan siswa mencapai standar ketuntasan. Hal ini ditandai adanya peningkatan rata-rata ketuntasan di atas 50,0%.
d. Refleksi
Berdasarkan
analisis data tes formatif dan pengamatan pada siklus kedua, siswa tuntas belajar
berjumlah 25 anak
dari 30 siswa atau sebesar 83,3% dan siswa yang belum tuntas 5 siswa atau sebesar
16,7%.
Hasil ini sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (≥68).
C. Teknik Analisis Data
1. Tekhnik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang kualitatif ini di ambil melalui dokumentasi dan tes
a. Dokumentasi
metode dokumentasi menurut Arikunta ( 2007 ) yaitu mencari data mengenai
hal – hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prestasi, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya.
Dokumen yang di gunakan pada penelitian ini adalah daftar nilai Siswa dan
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
b. Tes
Tes dapat di gunakan untuk mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes yang di berikan kepada siswa
untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini di kerjakan oleh siswa
secara individual setelah mempelajari suatu materi. Tes ini juga di laksanakan pada
saat proses pembelajaran melalui LKS dan tes akhir pembelajaran Pra Siklus, Siklus
I, dan Siklus II.
2 . Analisis Data
Data yang di perlukan dalam
penelitian ini di peroleh melalui diskusi, aktivitas siswa dan tes formatif serta
guru. Pada penelitian ini menggunkan teknik analisis deskriptif kuantitatif
yang bertujuan untuk prestasi belajar yang di capai oleh siswa. Dan memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Adapun untuk keperluan
analisis penguasaan siswa yang di gunakan Standar KKM yaitu 68 :
·
Tingkat penguasaan < 68 di
kategorikan “ belum tuntas “
·
Tingkat penguasaan = 68 di kategorikan
“ tuntas “
·
Tingkat Penguasaan > 68 di
kategorikan “ terlampaui “
Kriteria yang
di gunakan pada observasi adalah kehadiran, menganggapi pertanyaan guru,
pertanyaan teman, mengajukan pertanyaan,
membuat kesimpulan dan mengumpulkan tugas.
Pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, membuat kesimpulan
dan mengumpulkan tugas.
Menurut Prawito
(2010) tekhnik analisis data adalah proses
pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh
kesimpulan. Dalam melakukan analisis data peneliti akan melakukan beberapa
tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, atau
verifikasi.
3. Penarikan
kesimpulan
Dari
data-data yang sudah disajikan, dicari pola hubungan permasalahan yang sering
timbul. Menurut Prawito (2009), tujuan ferivikasi ini untuk mengukur
ketelitian agar data menjadi valid dan bisa dipercaya. Dalam hal ini peneliti
akan melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya
berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan, dan
perumusan masalah yang ada.
Tabel
3.1 Kriteria Penilaian
Keterangan |
Penilaian
(%) |
Kurang Sekali |
> 40 |
Kurang |
41 – 55 |
Cukup |
56 – 70 |
Baik |
71 – 85 |
Baik Sekali |
86 – 100 |
Tabel 3.2 Kategori penskoran
No |
Kategori |
Skor |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Siswa dapat menjalin interaksi dengan guru dengan baik |
|
|
√ |
|
2 |
Siswa dapat menjalin interaksi dengan teman saat
mendemonstrasikan materi pelajaran dengan baik |
|
|
|
√ |
3 |
Siswa aktif memberikan pendapat saat mendemonstrasikan
materi pelajaran dengan baik |
|
|
√ |
|
4 |
Siswa berani maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan
materi pelajaran |
|
|
√ |
|
5 |
Siswa
membantu teman lain yang tidak memahami materi pelajaran |
|
|
|
√ |
Jumlah Skor |
17 |
Keterangan
Skor:
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3
= Baik
4
= Baik Sekali
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran
1. Deskripsi hasil prasiklus
Sebelum di
adakan Penelitian Tindakan Kelas pada tahap awal di adakan tes formatif pada materi hubungan
antara gaya gerak dan energi hasil nilai ulangan harian banyak yang belum
tuntas, oleh karena itu di adakan perbaikan. Pada pra siklus dari jumalh 30
siswa, siswa yang mendapat nilai tuntas hanya 3 sedangkan yang belum tuntas ada
27 siswa. Dari hasil tersebut dapat di presentasikan 90 % belum tuntas dan 10 % tuntas. Dengan melihat permasalahn di
atas maka peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar isiwa dengan
melakukan perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN 04 Tundagan
Pada Perbaikan
Pembelajaran IPA Pra Siklus
No |
Nama Siswa |
KKM (68) |
PRA Siklus |
T/TT |
||
1 |
Kamsin |
|
58 |
TT |
||
2 |
Rodi Anwar |
|
60 |
TT |
||
3 |
Tina |
|
60 |
TT |
||
4 |
Kapilih |
|
63 |
TT |
||
5 |
Efendi |
|
60 |
TT |
||
6 |
Roimah |
|
50 |
TT |
||
7 |
Arif |
|
58 |
TT |
||
8 |
Deni Andena |
|
60 |
TT |
||
9 |
Fadkhuli Janatin |
|
66 |
TT |
||
10 |
|
|
65 |
TT |
||
11 |
Heri Priyanto |
|
60 |
TT |
||
12 |
Ikhsan Maulana |
|
60 |
TT |
||
13 |
Ikmal Maulana |
|
66 |
TT |
||
14 |
Ikman Maulana |
|
58 |
TT |
||
15 |
Karinah |
|
60 |
TT |
||
16 |
Khoirotun Nisa |
|
75 |
T |
||
17 |
Kurniata Sari |
|
65 |
TT |
||
18 |
Ningsih |
|
50 |
TT |
||
19 |
Rohidin |
|
60 |
TT |
||
20 |
Rinto Saputra |
|
60 |
TT |
||
21 |
Risto |
|
58 |
TT |
||
22 |
Suci Laelatul F |
|
60 |
TT |
||
23 |
Serina Fahatun A |
|
80 |
T |
||
24 |
Sahidun Azhar |
|
60 |
TT |
||
25 |
Turmono |
|
60 |
TT |
||
26 |
Tarsidik |
|
50 |
TT |
||
27 |
Siti Khosingah |
|
60 |
TT |
||
28 |
Yani |
|
60 |
TT |
||
29 |
Yanti |
|
50 |
TT |
||
30 |
Toni |
|
80 |
T |
||
|
Jumlah nilai |
|
1.815 |
|
||
Rata – rata |
|
60,50 |
||||
Daya serap |
|
60 |
||||
Siswa yang tuntas |
|
3 (10%) |
||||
Siswa yang tidak tuntas |
|
27 (90%) |
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat di presentasikan
di buat tabel sebagai berikut :
Tabel 4. 1
Hasil belajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan
Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai dengan siklus I
No |
Rentang Nilai |
Pra Siklus |
ket |
1 |
41 - 50 |
4 |
|
2 |
51 - 60 |
17 |
|
3 |
60 - 70 |
7 |
|
4 |
70 - 80 |
2 |
|
5 |
80 – 90 |
- |
|
6 |
90 – 100 |
- |
|
|
Rata – rata |
60,53 |
|
Daya serap |
61 % |
||
Siswa yang tuntas |
3 (10%) |
||
Siswa yang tidak tuntas |
27 ( 90%) |
2. Deskripsi siklus I
Secara umum dapat di katakan bawa pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi hubungan antara gaya, gerak dan energi pada siklus
1 cukup baik dengan nilai prestasi belajar siswa rata – rata 67,33 ( dengan skala 1 – 100 ).
- Hasil Pengamatan
sesuai
dengan tujuan perbaikan, pada siklus 1 peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran melalui aktivitas –
aktivitas yang telah di rencanakan pada rencana perbaikan pembelajaran.
Untuk
melihat hasil perbaiakan pembelajaran pada siswa kualitas pembelajaran prneliti
melakukan tes formatif pada siswa. Kualitas perbaikan pembelajaran, minat dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat di lihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.2
Lembar pengamatan
Kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA Siklus I
No |
Aspek yang di minati siswa |
Siklus I |
Ket |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Memberi
motivasi |
|
|
|
√ |
|
|
2 |
Memotivasi |
|
|
|
√ |
|
|
3 |
Memberi
penguatan |
|
|
|
√ |
|
|
4 |
Metode
bervariasi |
|
|
|
√ |
|
|
5 |
Menggunkan
alat peraga |
|
|
√ |
|
|
|
6 |
Memberi
kesempatan bertanya |
|
|
|
√ |
|
|
7 |
Menyimpulkan
pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
|
8 |
Memberikan
rangkuman materi |
|
|
√ |
|
|
|
9 |
Mengadakan
evaluasi |
|
|
|
√ |
|
|
10 |
Memberi
tugas |
|
|
|
√ |
|
|
|
Jumlah Nilai rata – rata |
|
|
9 |
28 |
|
|
37 : 10 = 3,7 |
Keterangan
1 = kurang sekali 2
= kurang 3 = cukup 4 = baik 5
= baik seklai
Dari tabel di atas dapat di lihat
bahwa aktifitas perbaikan pembelajaran
pemberian apersepsi, kegiatan yang di lakukan guru untuk memotivasi siswa memberikan
penguatan, metode mengajar yang bervariasi, pembwrian kesempatan bertanya,
pengadaan evaluasi dan pemberian tugas menurut bapak Wiwid, S.Pd selaku
observer di anggap telah mencapai kategori baik sedangkan variasi penggunaan
alat peraga, penyimpulan pembelajaran, dan cara memberikan rangkuman materi
cukup baik. Sehingga kegiatan pembelajaran yang di lakukan peneliti pada siklus
1 di anggap cukup baik.
Tabel 4.3
Minat dan keaktifan siswa
dalam perbaikan pembelajaran IPA siklus I
Minat dan keaktifan siswa |
pra siklus |
siklus 1 |
||
Jml siswa |
% |
Jml siswa |
% |
|
Minat
rendah kurang aktif |
16 |
53,3 |
11 |
36,7 |
Minat
cukup, aktif |
8 |
26,7 |
9 |
30,0 |
Minat tinggi,
sungguh – sungguh |
6 |
20,0 |
10 |
33,3 |
Jumlah |
30 |
100 |
30 |
100 |
Tabel 2 tersebut memuat dan
keaktifan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Aspek minat dan keaktifan siswa
yang di amati meliputi perhatian siswa, mencataat hal penting, aktif dalam
kelompok dan mengerjakan tugas.
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
kita lihat bahwa observer mencatat adanaya penurunan pada siswa yang minatnya
rendah dan kurang aktif yaitu pada pra siklus 16 siswa ( 53,3 % ) menjadi 11
siswa ( 36,7 % ) pada siklus I, akan tetapi ada kenaikan pada siswa yang
minatnya cukup dan aktif dari pra siklus 8 siswa ( 26,7 % ) menjadi 9 siswa (
30, 0 % ) pada siklus I, pada siswa yang minat tinggi dan sungguh – sungguh
juga mengalami kenaikan dari pra siklus 6 siswa ( 20, 0 % ) menjadi 10 siswa ( 33,3
% ) pada siklus I.
- hasil pengamatan
hasil belajar siswa dalam
perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang di lakukan pada siklus 1
dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN 04 Tundagan
Pada Perbaikan
Pembelajaran IPA Siklus I
No |
Nama Siswa |
KKM (68) |
PRA Siklus |
T/TT |
1 |
Kamsin |
|
58 |
TT |
2 |
Rodi Anwar |
|
60 |
TT |
3 |
Tina |
|
60 |
TT |
4 |
Kapilih |
|
63 |
TT |
5 |
Efendi |
|
60 |
TT |
6 |
Roimah |
|
64 |
TT |
7 |
Arif |
|
58 |
TT |
8 |
Deni Andena |
|
67 |
TT |
9 |
Fadkhuli Janatin |
|
75 |
T |
10 |
Gatot Wahyono |
|
65 |
TT |
11 |
Heri Priyanto |
|
66 |
TT |
12 |
Ikhsan Maulana |
|
67 |
TT |
13 |
Ikmal Maulana |
|
66 |
TT |
14 |
Ikman Maulana |
|
58 |
TT |
15 |
Karinah |
|
60 |
TT |
16 |
Khoirotun Nisa |
|
80 |
T |
17 |
Kurniata Sari |
|
75 |
T |
18 |
Ningsih |
|
60 |
TT |
19 |
Rohidin |
|
65 |
TT |
20 |
Rinto Saputra |
|
67 |
TT |
21 |
Risto |
|
58 |
TT |
22 |
Suci Laelatul F |
|
66 |
TT |
23 |
Serina Fahatun A |
|
86 |
T |
24 |
Sahidun Azhar |
|
67 |
TT |
25 |
Turmono |
|
76 |
T |
26 |
Tarsidik |
|
66 |
TT |
27 |
Siti Khosingah |
|
67 |
TT |
28 |
Yani |
|
75 |
T |
29 |
Yanti |
|
60 |
TT |
30 |
Toni |
|
85 |
T |
|
Jumlah nilai |
|
1.815 |
|
Rata – rata |
|
2.020 |
||
Daya serap |
|
67,33 |
||
Siswa yang tuntas |
|
7 (23,3%) |
||
Siswa yang tidak tuntas |
|
25 (76,6%) |
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat di
presentasikan di buat tabel sebagai
berikut :
Tabel 4. 4
Hasil belajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan
Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai dengan siklus I
No |
Rentang Nilai |
Pra Siklus |
Siklus I |
Ket |
1 |
41 – 50 |
4 |
- |
|
2 |
50 – 60 |
17 |
9 |
|
3 |
60 – 70 |
7 |
14 |
|
4 |
70 – 80 |
2 |
5 |
|
5 |
80 – 90 |
- |
2 |
|
6 |
90 – 100 |
- |
- |
|
|
Jumlah nilai |
60,53 |
67,33 |
|
Rata – rata |
61 % |
67 |
||
Siswa yang tuntas |
3 (10%) |
7 (23,3) |
||
Siswa yang tidak tuntas |
27 (90%) |
25 (76,6) |
Berdasarkan tabel hasil
belajar di atas tampak ada peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dari
rata – rata 60,53 pada pra siklus menjadi 67, 33 pada siklus I. Ada kenaikan
8,8. Di lihat dari prosentase keberhasilan pembelajaran baru sebesar 69,50%.
v Deskripsi
Temuan
Walaupun sudah tampak ada
peningkatan dalam hal prestasi siswa namun dari hasil pengamatan pelaksanaan
proses pembelajaran masih menunjukkan nilai yang belum cukup rata – rata hanya 60,53 %.
Hal ini menurut pengamatan teman sejawat yang ikut membantu dalam kegiatan
penelitian, masih ada aspek – aspek yang belum maksimal dalam pelaksanaan
pembelajaran yaitu :
1. penggunaan
metode belajar yang memadai untuk tercapainya tujuan yang di harapkan. Metode
ceramah masih mendominasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. alat peraga
yang di gunakan masih terbatas. Guru sudah mengguankan alat peraga denagan
baik, namun siswa belum semuanya dapat mengamati dengan baik.
3. pemberian
kesempatan bertanya pada siswa masih kurang, semestinya siswa di kontrol untuk
pemahaman terhadap materi yang sedang di bahas dengan selalu memberi kesempatan
siswa untuk bertanya.
4. penarikan
kesimpulan dan pembuatan rangkuman materi pembelajaran masih di domonasi oleh
guru. Seyogyanya dalam menarik kesimpulan dan membuat materi perlu melibatkan
siswa secara aktif.
5. aktifitas
siswa pada perbaikan pembelajaran masih di temukan siswa yang kurang
konsentrasi pada pembelajaran. Hal ini terbukti masih ada beberapa siswa yang
sibuk dengan kegiatan di luar pembelajaran bahkan ada yang suka bergurau.
Dari temuan – temuan yang ada pada pembelajaran siklus I, peneliti dan
teman sejawat berkesimpulan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran masih perlu
di lakukan tindakan untuk siklus II. Di samping itu peningkatan prestasi siswa
dalam perbaikan pembelajaran siklus I baru 14,30 % dengan siswa yang memenuhi
KKM baru 7 siswa ( 23,3 % )
3. Deskripsi Siklus II
- pengamatan
sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran
yang telah di susun, dan hasil refleksi
siklus I, pada siklus II peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui
aktifitas – aktifitas seperti yang telah di rencanakan pada RPP siklus II,
yakni lebih mengaktifkan siswa.
Tabel 4.5
Lembar Pengamatan
Kualitas Pelaksanaan Perbaikan Pembelajran
Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II
No |
Aspek yang di minati siswa |
Siklus I |
Ket |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Memberi
motivasi |
|
|
|
√ |
|
|
2 |
Memotivasi |
|
|
|
√ |
|
|
3 |
Memberi
penguatan |
|
|
|
√ |
|
|
4 |
Metode
bervariasi |
|
|
|
√ |
|
|
5 |
Menggunkan
alat peraga |
|
|
√ |
|
|
|
6 |
Memberi
kesempatan bertanya |
|
|
|
√ |
|
|
7 |
Menyimpulkan
pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
|
8 |
Memberikan
rangkuman materi |
|
|
√ |
|
|
|
9 |
Mengadakan
evaluasi |
|
|
|
√ |
|
|
10 |
Memberi
tugas |
|
|
|
√ |
|
|
|
Jumlah Nilai rata – rata |
|
|
9 |
28 |
|
|
37 : 10 = 3,7 |
Keterangan
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = baik sekali
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa aktivitas perbaikan pembelajaran
pemberian apersepsi, kegiatan yang di lakukan guru untuk memotivasi siswa,
metode mengajar yang bervariasi, pemberian kesempatan bertanya, pemberian
rangkuman materi, menurut bapak Wiwid Widiyanto, S.Pd selaku supervisor di
anggap telah mencapai kategori baik seklai. Sedangkan pemberian penguatan,
penyimpulan pembelajaran, pengadaan evaluasi dan pemberian tugas masuk pada
kategori baik. Sehngga kegiatan pembelajaran pada siklus II di anggap sudah
baik.
Tabel 4.6
Minat dan Keaktifan Siswa
Dalam Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II
Minat
dan keaktifan siswa |
Pra siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jml siswa |
% |
Jml siswa |
% |
Jml siswa |
% |
|
minat
rendah, kurang aktif |
16 |
53,3 |
11 |
36.7 |
3 |
10 |
Minat
cukup, aktif |
8 |
26,7 |
9 |
30,0 |
10 |
33,3 |
Minat
tinggi, sungguh- sungguh |
6 |
20,0 |
10 |
33,3 |
14 |
46,7 |
Jumlah |
30 |
100 |
30 |
100 |
30 |
100 |
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
kita lihat bahwa superfisor mencatat adanaya penurunan pada siswa yang minatnya
rendah dan kurang aktif yaitu pada pra siklus 16 siswa ( 53,3 % ) menjadi 11siswa
( 36,7 % ) pada siklus I, akan tetapi ada kenaikan pada siswa yang minatnya
cukup dan aktif dari pra siklus 8 siswa ( 26,7 % ) menjadi 9 siswa ( 30, 0 % )
pada siklus I, pada siswa yang minat tinggi dan sungguh – sungguh juga
mengalami kenaikan dari pra siklus 6 siswa ( 20, 0 % ) menjadi 10 siswa ( 33,3
% ) pada siklus I. Pada siswa II juga mengalami kenaikan yaitu 14 siswa ( 46,7 % ).
Grafik 4.2
Kenaikan dan
penurunan minat siswa
- hasil tes formatif siswa
hasil belajar siswa dalam perbaikam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang
di peroleh dari tes formatif yang di lakukan pada setiap pertemuan pada siklus
II dapat di lihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Kelas
V SDN 04 Tundagan
Pada Perbaikan
Pembelajaran IPA Siklus II
No |
Nama Siswa |
KKM (68) |
PRA Siklus |
T/TT |
1 |
Kamsin |
|
60 |
TT |
2 |
Rodi Anwar |
|
60 |
TT |
3 |
Tina |
|
80 |
TT |
4 |
Kapilih |
|
75 |
TT |
5 |
Efendi |
|
78 |
TT |
6 |
Roimah |
|
78 |
TT |
7 |
Arif |
|
80 |
TT |
8 |
Deni Andena |
|
85 |
TT |
9 |
Fadkhuli Janatin |
|
84 |
TT |
10 |
Gatot Wahyono |
|
76 |
TT |
11 |
Heri Priyanto |
|
79 |
TT |
12 |
Ikhsan Maulana |
|
82 |
TT |
13 |
Ikmal Maulana |
|
70 |
TT |
14 |
Ikman Maulana |
|
80 |
TT |
15 |
Karinah |
|
68 |
TT |
16 |
Khoirotun Nisa |
|
85 |
T |
17 |
Kurniata Sari |
|
85 |
TT |
18 |
Ningsih |
|
60 |
TT |
19 |
Rohidin |
|
75 |
TT |
20 |
Rinto Saputra |
|
80 |
TT |
21 |
Risto |
|
82 |
TT |
22 |
Suci Laelatul F |
|
86 |
TT |
23 |
Serina Fahatun A |
|
96 |
T |
24 |
Sahidun Azhar |
|
85 |
TT |
25 |
Turmono |
|
82 |
TT |
26 |
Tarsidik |
|
78 |
TT |
27 |
Siti Khosingah |
|
83 |
TT |
28 |
Yani |
|
80 |
TT |
29 |
Yanti |
|
76 |
TT |
30 |
Toni |
|
95 |
T |
|
Jumlah nilai |
|
2.276 |
|
Rata – rata |
|
75,76 |
||
Daya serap |
|
76 |
||
Siswa yang tuntas |
|
25 (83,3%) |
||
Siswa yang tidak tuntas |
|
5 (16,6%) |
Berdasarkan data tersebut di atas dapat di presentasikan di buat tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil bealajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan
Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai siklus II
No |
Rentang Nilai |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
KET |
1 |
41 – 50 |
4 |
- |
- |
|
2 |
50 – 60 |
17 |
9 |
2 |
|
3 |
60 – 70 |
7 |
14 |
3 |
|
4 |
70 – 80 |
2 |
5 |
14 |
|
5 |
80 – 90 |
- |
2 |
9 |
|
6 |
90 – 100 |
- |
- |
2 |
|
|
Rata – rata |
60,53 |
67,33 |
75,76 |
|
Daya serap |
61 % |
67 |
76 |
||
Siswa yang tuntas |
3 (10%) |
7 (23,3) |
25 (83,3) |
||
Siswa yang tidak tuntas |
27 (90) |
23 ( 76,6) |
5 (16,6) |
Dari tabel 6 di atas tampak ada
peningkatan hasil belajar dari rata – rata 60,53 pada pra siklus menjadi 67,33
siklus I dan 75,76 pada siklus II. Bila
di lihat secara prosentase keberhasilan tujuan pembelajaran pada siklus II 80 % lebih tinggi di bandingkan siklus I yaitu
20 %, di samping itu juga dapat di ketahui bahwa siswa yang tuntas belajar pada
siklus II berjumlah 25 siswa ( 83,3 % ) yang tentunya lebih banyak di
bandingkan denagan siklus I hanya 7 siswa ( 23, 3 % ) maupun pra siklus hanya 3
siswa ( 10 % ).
Grafik 4.3
perbandingan
ketuntasan belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II
Setiap aktivitas siswa yang di lakukan
perlu perlu perbaikan pembelajaran
menjadi pusat observasi dan dapat di deskripsikan sebagai berikut :
a. pemberian motivasi belajar pada
siklus II di tingkatkan dengan lebih merata. Tidak hanya pada siswa yang pandai
tetapi juga kepada siswa yang kurang pandai, ternyata dengan pemberian motivasi
secara merata kepada semua siswa dapat menjadikan siswa aktif dalam belajar.
b. pemberian penguatan materi
yang sudah memadai.
c. penggunaann alat peraga yang
cukup memadai
d. pemberian kesempatan bertanya pada
setiap kegiatan pembelajaran kepada sisw aterasa hidup, ada kecenderungan siswa
keingintahuannya dan kelihatan sungguh – sungguh dalam mengikuti pembelajara
e. penggunaan metode sangat
bervariasi sehingga dapat menciptakan semangat belajar yang memadai untuk
tercpainya tujuan yang di harapkan. Metode ceramah masih mendominasi pada
siklus I. Pada siklus II sudah di variasikan dengan metode tanya jawab antara
siswa dan guru.
f. penyimpulan materi di lakukan
guru bersama – sama dengan siswa, sehingga dapat membantu dalam pemahaman
materi.
g. aktifitas siswa pada
Hasil belajar
perbaikan pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 01Tundagan pada kompetensi dasar
mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya
gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) dengan menggunakan metode demonstrasi
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada studi awal.
B. Pembahasan Hail Penelitian
Dari data kualitas perbaikan
pembelajaran dan hasil tes terrakhir dalam penelitian di kelas V SDN 04
Tundagan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dapat di katakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat. Berkaitan
dengan hal itu prestasi belajar siswa juga meningkat.
Pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,7 ( skala 1 – 5 ) pada
siklus I dan meningkat menjadi 4,2 ( skala 1 -5 ) pada siklus II. Prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat bahwa hasil tes
akhir pada pra siklus hanya 61 % daya serapnya, kemudian terjadi peningkatan hasil
belajar setelah di laksanaka perbaikan pembelajaran yakni 20 % pada siklus I
dan 80 % pada siklus II. Begitu pula pada siswa yang tuntas, pada pra siklus
siswa yang tuntas hanya 3 ( 10 % ), meningkat menjadi 7 siswa ( 23, 3 ) pada
siklus I dan siklus II 25 siswa
( 83, 3 % )
Peningkatan orestasi hasil siswa kelas V SDN
04 Tundagan terjadi karena dal pelaksanaan perbaikam pembelajaran secara
konsisten dan konsekuen peneliti melaksanakan aktivitas – aktivitas perbaikan yang telah di pilih dengan tepat.
Aktifitas tersebut meliputi pemberian apresepsi, pemberian motivasi, pemberian
penguatan, penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat peraga, pemberian
kesempatan bertanya, penyimpulan pembelajaran, pemberian rangkuman materi, dan
pengadaan evaluasi.
Dari sekian aktifitas yang di pilih pada
perbaikan pembelajaran ini peneliti dapat mencatat lima aktivitas yang sangat
mendukung tercapainya aktifitas yang di harapkan dan sesuai dengan kajian teori
yang ada, antara lain peneliti jelaskan sebagai berikut :
1. Kegiatan apersepsi
Kegiatan guru dalam apersepsi dalam
apersepsi lebih menitikberatkan kegiatan mengulas singkat pelajaran yang sudah
di pelajari serta menghubungkan pada tahap pelajaran yang akan di pelajari.
Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pembelajaran
yang sudah di miliki oleh siswa dengan materi yang akan di pelajari
Apersepsi yang peneliti lakukan dengan
menanyakan tentang hubungan antara gaya, gerak, dan energi dan pemberian pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang sedang di bahas membuktikan dapay dapat
memotivasi dan memacu semangat belajar siswa.
2. Pemberian Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong
seseorang untuk melakuakan sesuatu tindakan. Motivasi merupakan energi oebting
dalam meraih keberhasilan, karena dengan adanya motivasi maka pada diri
seseorang akan tumbuh semangat meraih apa yang menjadi tujuan dengan tindakan (
action ) nyata.
Dengan memberikan teori motivasi bahwa aktifitas
seseorang di dorong karena adanya kebutuhan – kebutuhan yang harus di penuhi,
maka peneliti memperlakukan siswa sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan akan
penghargaan dan pengakuan atas kemampuannya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut
jika di penuhi akan berakibat adanya suatu aktifitas belajar. Di dalam kegiatan
pembelajaran pembelajaran kebutuhan akan harga diri dan pengakuan dapat di
wujudkan dengan pujian dan sanjungan ( penghargaan bersifat verbal ) maupun
pemberian yang bersifat non verbal seperti pemberian tepukan, usapan, acungan
jempol maupun hadiah. Dengan memperhatikan teori tersebut, peneliti berusaha
dalam meningkatkan motivasi siswa dengan cara pemberian pujian sebagai
penghargaan atas prestasi siswa dengan cara memberi pujian sebagai penghargaan atas
prestasi siswa. Pujian dengan kata – kata maupun tepukan dan acungan jempol di
berikan cukup merata kepada siapapun siswa yang berhasil menjawab dengan tepat.
Perlakuan ini di berikan untuk
menumbuhkan potensi dan kepercayaan diri bahwa siswa tersebut dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Dari upaya perlakuan ini akan berdampak pada
meningkatnya hasil prestasi belajar sebagaimana yang di paparkan pada hasil tes
terakhir pada perbaikan pembelajaran siklua I sampai siklus II.
3.
Pemberian penguatan
Aktivitas pemberian penguatan perilaku
siswa pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini sangat di rasakan
manfaatnya. Siswa merasa di hargai dan termotivasi untuk selalu berbuat yang
terbaik dalam setiap pembelajaran.
4. penggunaan metode
Secara
khusus peneliti menggunakan metode demonstrasi yang menurut peneliti sangat
efektif untuk meningkatkan keefektifan dan pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil tes akhir maupun
peningkatan partisipasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada
siklus I sampai dengan siklus II.
5. pemberian kesempatan bertanya
Pemberian kesempatan bertanya pada siswa
yang mengikuti perbaikan pembelajaran sangat sangat memungkinkan terciptanya
pembelajaran yang efektif. Siswa merasakan adanya kesempatan untuk mengetahui
atau memahami mengenai masalah yang di bahas dengan cara mengajukan pertanyaan.
Aktivitas ini berlangsung dengan baik pada setiap siklus pembelajran.
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil perbaikan pembelajaran di kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi
melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) yang
dilaksanakan mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus kedua. Penulis
menarik suatu kesimpulan:
1. Penggunaan metode demonstrasi pada mata
pelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD
Negeri 01terbukti meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Hal
ini di tunjukkan dari rata – rata nilai formatif yang di peroleh siswa
mengalami peningkatan yakni 60,53 pada pra siklus menjadi 67,33 pada siklus I dan
75,76 pada siklus II.
2.
Penggunaan
metode demonstrasi dan diskusi pada mata pelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) kompetensi
dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak,
dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa
kelas V SD Negeri 01Tundagan Dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa hal ini di
tunjukkan dari banyaknya siswa mengalami ketuntasan belajar pada tiap siklus
yaitu dari 3 siswa ( 10 % ) pada pra siklus, menjadi 7 siswa (23,3%) pada
siklus II, dan 25 siswa ( 83,3 % ) pada siklus II .
B.
Saran Tindak Lanjut
Untuk
mengoptimalkan hasil belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
guru dalam pembelajaran, antara lain:
- Merancang
RPP sebaik mungkin supaya kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
- Memilih
dan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.
- Mengalokasikan
waktu dan memanfaatkan waktu dalam pembelajaran dengan baik, mulai
kegiatan awal sampai akhir sesuai proporsi masing-masing.
- Dalam
melaksanakan pembelajaran IPA, hendaknya menggunakan metode demonstrasi
sebagai cara dalam penyampaian pembelajaran, sehingga pembelajaran akan
lebih konkret dan bermakna bagi siswa.
- Menganalisis dan
menilai hasil evaluasi siswa.
Berdasarkan
hasil perbaikan pembelajaran melalui penelitian perbaikan pembelajaran kelas
ini perlu diteruskan atau ditindak lanjuti oleh setiap guru, karena sikap
positif kepala sekolah beserta guru lain sangat
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Standar Nasional Pendidikan, (2007 ). Pedoman Penyusunan Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Darmodjo
Hendro, ( 2007 ). Pendidikan
IPA. Jakarta: BP2 GSD-Dirjen Dikti.
Hidayat,
(2008 ). Diktat Kuliah Pembelajaran MIPA. Semarang: FMIPA UNNES.
I.G.A.K. Wardhani, (2009). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
I.G.A.K.
Wardhani, dkk., ( 2013 ). Penelitian
Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Raka
Joni, T. (2010 ). Cara Belajar Siswa Aktif, Implikasinya
Terhadap Sistem Pengajaran, Proyek Pengembangan Guru. Jakarta: Depdikbud.
Samatowa,
Usman., (2007). Bagaimana Membelajarkan IPA di
Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Sanjaya,
Wina, ( 2007). Strategi Pembelajaran. (Berorientasi
Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Prenada Media Grup
Sudjana, Nana. Dkk. ( 2010 ). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Syaiful
Bahri Djamarah, 2008. Guru dan Interaksi Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif, Jakarta; Rineka Cipta.
Hasibuan. 2007. Proses Belajar
Mengajar. Edisi ke-XII. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment