Friday, January 14, 2022

PTK METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA SD. DOC

PENDAHULUAN


      A.    Latar Belakang Masalah

Dalam berbagai sumber di nyatakan bahwa hakikat sains adalah produk proses dan penerapannya ( teknologi ), termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalmnya. Pembahruan yang di lakukan merupakan upaya untuk mewujudkan tantangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pengajaran sains, yang memberikan bekal kepada siswa, sehingga mereka kelak dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat yang sudah semakin terikat pada kemajuan–kemajuan sains serta hasil – hasil di bidang teknologi.

Perkembangan sains pada akhir-akhir ini menunutut adanya pembaharuan di bidang pendidikan pendidikan dan pengajran sains baik negara–negara maju maupun di negar yang sedang berkembang, hal tersebut bahwa sains dan teknologi berperan dalam meningkatkan kesejahteraan baik sebagai individu atau kelompok masyarakat ( Hidayat, 2010 )  

Banyak orang berpendapat bahwa yang penting agar siswa menguasai sains adalah dengan memberikan  produk sains sebanyak-banyaknya. Tentu hal itu tidak tepat. Yang benar adalah memberikan orang  yang belajar kesempatan berbuat, berfikir, dan bertindak seperti ilmuwan (scientist). Dengan demikian belajar sains atau membelajarkan sains kepada siswa adalah memberikan kesempatan dan bekal untuk memproses sains dan menerpkan dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat. (Nuryani Rustaman, 2011).

 

1.      Identifikasi Masalah

Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model, metode atau teknik dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 01 Tundagan. Berdasarkan data ulangan harian siswa untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan, masih banyak siswa yang belum tuntas dalam KD tersebut, ini terlihat dari 30 siswa kelas V hanya 7 siswa atau 23,3% yang mendapat di atas nilai rata-rata ketuntasan (≥68) atau tuntas, sedangkan 23 siswa  atau 76,7% belum tuntas.

 

2.      Analisis Masalah

Dari hasil tes yang di lakukan penulis menemukan beberapa permasalahan mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan antara lain:

a.    Dalam proses pembelajaran guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga guru lebih dominan dan kurang melibatkan siswa.

b.    Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

c.    Siswa kurang aktif untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

d.   Banyak siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dari guru.

e.    Siswa sering bermain sendiri saat pelajaran berlangsung.

f.     Hasil belajar siswa masih rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan upaya perbaikan yaitu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasi (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan.

Menurut pendapat dari Dimyati dan Mudjiono pembelajaran yang baik adalah aktivitas antara pendidik atau guru harus terpogram melalui desain instruksional agar siswa dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber yang di sediakan. Sedangkan menurut Corey pembelajaran merupakan proses di mana suatu lingkungan secara di sengaja, di kelola untuk menghasilkan respon terhadap situasi dan kondisi tertentu yang mana pembelajaran ini merupakan substansi dari pendidikan, pembelajarn ialah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan siswa.

 

3.      Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut, maka peneliti  melakukan refleksi  pra siklus dengan teman sejawat tentang kemungkinan penyebab dari permasalahan tersebut. Peneliti menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada diantaranya :

a.    Meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menegelola pembelajaran.

b.    Mempersiapkan psikologis siswa secara matang dalam menerima dan memahami materi.

c.    Guru harus menggunakan metode, model, dan media yang tepat agar siswa mudah menerima materi pelajaran.

d.   Menyusun pertanyaan yang dipahami oleh siswa.

e.    Meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan.

f.     Menumbuhkan minat belajar siswa.

 

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah untuk perbaikan pembelajaran ini adalah “Bagaimana penggunaan metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) pada siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan.

 

 

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1.     Untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasai (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet. 

2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasi (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet.

3.    Untuk meningkatkan keaktifan  siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui demonstrasi (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet.

 

D.    Manfaat  Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian yang di lakukan meniliki beberapa manfaat, antara lainn ;

1.      Bagi Guru

Sebagai kajian gagasan dan informasi untuk pengembangan dan peningkatan keterampilan mengorganisasikan, memformulasi, dan    mengkondisikan kegiatan belajar mengajar di kelas terutama untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), supaya pencapaian tujuan pembelajaran dapat ditingkatkan dengan maksimal.

 

2.      Bagi siswa

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menigkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih aktif belajar dan menolong siswa dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan keterampilan siswa dalam penyelesaian soal Mahluk Hidup, yang akhirnya akan mampu memberikan kontribusi positif dalam peningkatan nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

 

3.      Bagi Sekolah

Dari semua hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini nantinya tentu ada suatu harapan yaitu dengan meningkatnya prestasi peserta  didik  dalam penyelesaian soal - soal tentang hubungan antara gaya, gerak, dan energi, maka akan meningkatkan nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan akan memberikan kontribusi yang positif  bagi sekolah untuk menuju pada sekolah yang berkualitas.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A.  Kajian Teori

1.    Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di harapkan  dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BNSP, Depdiknas: 2008).

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semseta dengan segala isinya, IPA merupakan ilmu yng mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Nash dalam bukunya, The Nature of Sciencies menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Selain itu Nash juga menjelaskan, bahwa cara IPA mengamati alam ini bersifat analisis, lengkap, cermat, dan menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya (Darmodjo, 2010).

6

 

 

 
IPA merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas physical science (ilmu fisika) dan life science (ilmu biologi). Physical science  meliputi ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi dan mineralogy meteorology dan fisika. Sedangkan life science meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi). White Head A N. menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde yang pertama adalah observasi, yaitu berdasarkan pada hasil observasi terhadap gejala atau fakta. Orde yang kedua adalah orde konseptual yang didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam atau lingkungan sekitarnya (Samatowa, 2010  )

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa dapat memahami proses gejala alam, serta cara nencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan sekedar pengasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep – konsep atau prinsip – prinsip, tetaoi juga mengumpulkan fakta – fakta dan bagaimana menghubungkan fakta – fakta tersebut. Dengan kata lain IPA merupakan proses penemuan.

 

2.    Perlunya IPA diajarkan di SD

IPA perlu diajarkan di SD karena termasuk dalam kurikulum suatu sekolah (Samatowa, 2008). Ada beberapa alasan mengapa IPA diajarkan di SD yaitu:

a.    IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi sebagai tulang Punggung  pembangunan dan pengetahuan.

b.    IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan konsep berpikir kritis.

c.    Apabila IPA diajarkan dengan demonstrasi dan percobaan, maka IPA bukan pelajaran hafalan, melainkan pelajaran ketrampilan secara menyeluruh baikfisik maupun psikis.

d.   IPA memiliki nilai-nilai dan potensi pendidikan yang dapat membentuk kepribadian secara menyeluruh.

 

Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan, mereka memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru dan akhirnya dapat mengaplikasinya dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran IPA (Sains) harus dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, menginvestigasikan anggapan-anggapan kita tentang fenomena dan sebagai bangunan pengetahuan yang dihasilkan dari proses inquiri.

3.    Metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Metode pembelajaran dipandang mampu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Menurut Komarudin yang dikutip oleh Samatowa (2006: 48), model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model ini dapat dipahami sebagai suatu tipe atau desain, suatu deskripsi atau analogi yang langsung diamati, suatu sistem atau asumsi-asumsi, data-data, dan obyek atau peristiwa, suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, dan penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.

Model pembelajaran pada dewasa ini adalah pandangan konstruktivisme yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Model pembelajaran konstruktivisme ini memperhatikan dan mengembangkan serta mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah. Pengetahuan siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah sebaiknya dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal siswa dalam sasaran pembelajaran, karena sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat.

Komponen utama yang secara langsung membentuk suatu model pembelajaran adalah materi. Adapun yang dibahas guru pada waktu guru mengajar adalah tahap berpikir siswa sebagai subyek belajar. Pendekatan dan metode serta alat evaluasi yang digunakan merupakan suatu program pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas.

 

 

4.    Metode Demonstrasi

a.    Pengertian

Sanjaya (2010), Sumantri, dan Permana (2011) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara menyajikan pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, karena dapat membantu siswa untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu atau cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi benda atau situasi tertentu yang sedang di pelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering di sertai penjelasan lisan.

 Metode demostrasi adalah metode menagajar di mana seorang guru atau orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan jalannya sutu perbuatan tertentu.

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya: proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

b.  Perencanaan metode demonstrasi

                        hal yang di lakukan dalam tahap perencanaan  metode demonstrasi adalah sebagai berikut.

1)   Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang ddapat di tempuh setelah metode demonstrasi berakhir.

2)   Menetapkan garis langkah – langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.

3)   Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.

c.  Pelaksanaan metode demontrasi

                     hal – hal yang perlu di lakukan dalam tahap pelaksanaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1)      memulai demonstrasi yang menarik perhatian siswa.

2)      mengingat pokok – pokok materi yang akan di demonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.

3)      apakah semua siswa mengikuti demonstrasi dengan baik.

4)       menghindari ketegangan karean itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.

5)      Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus di kuasai oleh siswa

 

d. Tujuan metode demonstrasi

                        tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan ( meneladani ) cara melakukannya sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Di tinjau dari bukan metode yang dapat di implementasikan dalam PBM swcara independen, kareana ia merupakan alat bantu untuk memperjelas apa – ap ayng di uraikan baik verbal maupun secra tekstual. Sealin itu penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar juga memilki arti penting yang strategis dalam membrantas “ verbalisme “ ( aliran pandangan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan hafalan di luar kepala walaupun tak mengerti artinya ). Biasanya mudah timbul dalam proses belajar mengajar apa bila guru hanya menginformasikan konsep dan fakta dalam bentuk kata – kata baik lisan maupun tulisan.

Adapun tujuan dalam metode demontrasi di anatarnya sebagai berikut :

1 ) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus di kuasai oleh siswa.

2 ) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.

3  )Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa  secara bersama-sama.

4 ) perhatian siswa lebih di pusatkan.

5 ) P roses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang di pelajari.

 

e. Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi

Kapan guru menggunakan metode demonstrasi? Guru menggunakan    metode demonstrasi apabila:

1)   Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkret melalui penjelasan atau diskusi.

2)   Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.

3)   Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik, maupun sebaliknya.

4)   Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.

5)   Sesuai dengan langkah

 

f. Kelebihan Metode Demonstrasi

Kelebihan Metode demonstrasi adalah:

1)   Pelajaran menjadi lebih jelas dan konkret sehingga tidak terjadi verbalisme.

2)    Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemonstasi.

3)   Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

4)   Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk  mencobanya sendiri.

5)   Menyajikan materi yang tidak biasa disajikan oleh metode lain.

 

g. Kelemahan Metode Demonstrasi

Beberapa kelemahan metode demonstrasi adalah:

1)   Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik.

2)   Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu.

3)   Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan metode ceramah dan tanya jawab.

4)    Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang.

 

B.  Kerangka Berfikir

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini kerangka berfikir yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Pra Siklus

Di dalam pra siklus ini kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran masih rendah, karena guru belum menggunakan metode yang tepat.

  1. Siklus I

Pada siklus ke I ini guru menggunakan metode demonstrasi, jika belum tuntas maka akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

  1. Siklus II

Pada siklus ke II ini guru menggunakan metode demonstrasi dan diskusi kembali, diharapkan siswa akan lebih banyak yang tuntas belajar

Gambar 2.1 Alur kerangka berpikir

 

  

C.  Hipotesis Tindakan

Dari perumusan masalah di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

1.        Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar             mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet).

2.        Penggunaan metode demonstrasi dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet).

 

D.  Indikator dan Kriteria Keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk menyatakan siswa tuntas belajar adalah jika hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran mencapai 68% ke atas, dan indikator yang digunakan untuk mengukur minat siswa  adalah perhatian siswa dalam pembelajaran positif, rasa ingin tahunya besar, dan aktif bekerja dalam mencari informasi. Upaya perbaikan ini dapat dikatakan berhasil apabila siswa tuntas dalam pembelajaran atau mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu ≥ 68

 

 


BAB III


PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

 

A.    Subyek, tempat, dan waktu penelitian, pihak yang membantu

  1. Subyek

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 01Tundagan Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Subyek yang akan di jadikan penelitian adalah:

kelas                                       :    V (lima)

mata pelajaran                        :    Ilmu Pengetahuan Alam

kompetensi dasar                    :    Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet)

Karakteristik siswa                 :    Jumlah siswa       =   30 anak

                                                                                Laki-laki =          18 anak

                                                                                Perempuan          =          12 anak

  1. Tempat

Penelitian di laksanakan di SD Negeri 01Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.

15

 
  Letak SD Negeri 01Tundagan berada di dusun Jaha desa Tundagan di lereng perbukitan, udaranya sejuk dengan kehidupan masyarakat yang sederhana. Jika dilihat dari status ekonomi orang tua siswa maka sebagian besar termasuk ekonomi lemah, dikarenakan letak geografis di lereng perbukitan yang hanya mengandalkan hasil bumi dari persawahan dan perkebunan sebagai penghasilan. Lingkungan SD Negeri 01Tundagan berada di Desa Tundagan Kecamatan Watukumpul yang memiliki

 lima ruang kelas, satu kantor, ruang guru, dan ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, ruang tata usaha, ruang dapur, tempat parkir, dan halaman sekolah yang cukup luas. Indikator ekonomi lemah dapat dilihat dari pekerjaan orang tua siswa, dari 30 siswa kelas V sebagian besar orang tuanya  menjadi buruh tani,  Meskipun begitu kualitas SDN 04 Tundgan cukup baik.

  1. Waktu

Waktu penelitian di laksanakan di SDN 04 Tundagan dalam dua siklus, dengan rician :

Siklus I                              :  Rabu, 1 Maret 2017

Siklus II                             :  Kamis, 2 Maret 2017

Penentuan waktu di laksanakannya pennelitian tindakan kelas di sesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah di tetapka pada SD Negeri 01Tundagan, sehingga penelitian tidak mengganggu pada kegiatan belajar mengajar.                                                

  1. Pihak yang membantu penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus dan pada perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh:

1.      Penilai 1

Nama                        :    .....

NIP.                         :    .....

Jabatan                     :    kepala Sekolah

2.      Penilai 2

Nama                        :    .....

NIP.                         :    ....

Jabatan                     :    Guru kelas V

B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

      Penelitian yang di laksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang secara sistematis refleksi terhadap berbagai tindakan yang di lakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 siklus. Langkah – langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan ( observasi ) dan refleksi.

Gambar 3.1 Desain prosedur

 







 

 

 





 

        Dari gambar di atas dapat di jelaskan sebagai berikut :

1 ) Perencanaan

Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan keadaan yang tepat.

2 ) Tindakan

            Yang di maksud acting di sini adalah tindakan yang di lakukan secar sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan yang di lakukan di dasarkan pada perencnaan yang di susun sesuai dengan permasalahan.

3 ) Observasi   Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal – hal yang terjadi selama tindakan dan pengaruh tindakan yang terkait.

4 ) Refleksi

            Refleksi adalah mengingat dan menunjukkan kembali suatu tindakan yang telah di lakukan sesuai dengan hasil observasi.

                        Hubungan antara komponen di atas menunujukkan bahwa sebuah siklus ( putaran ) atau kegiatan berkelanjutan. Siklus inilah yang sebenarnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas yaitu bahwa penelitian tindakan kelas harus di lakukan dalam bentuk siklus bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau siklus tersebut berulang terus menerus sampai masalah yang di hadpi terpecahkan.

 

v  Deskripsi per siklus

1.    Siklus I

Siklus I di laksanakan pada hari  Rabu, 1 Maret 2017

a.    Perencanaan

Penyusunan langkah-langkah tindakan sebagai berikut:

1)   Menyususn Rencana Perbaikan Pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi awal.

2)   Mempersiapkan alat peraga

3)   Mempersiapkan lembar kerja siswa

4)   Mempersiapkan lembar evaluasi

5)   Mempersiapkan tempat pelaksanaan

b.    pelaksanaan

Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru dibantu oleh teman  sejawat untuk mengamati jalannya proses belajar mengajar. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1)        Kegiatan awal ( 5 menit )

Apersepsi

·      Sambil mempersiapkan media dan alat peraga guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagai apersepsi guru mengadakan tanya jawab berkaitan dengan materi.

-       Barang apa yang terbuat dari magnet?

Motivasi

·      Guru memeberikan motivasi atas jawaban siswa.

2)        Kegiatan inti ( 25 menit )

Eksplorasi

·      Guru menjelaskan tentang materi yang ada dalam buku.

·      Siswa memahami bahwa magnet memiliki dua kutub.

Elaborasi

·      Menyimak pemahaman materi mengidentifikasi kedua kutub magnet.

·      Mampu menyebutkan cuntoh-contoh benda yang memiliki atau mengandung magnet.

·      Mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku LKS.

Konfirmasi

·      Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa.

·      Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3)        Kegiatan akhir ( 10 menit )

·      Bersama-sama dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

·      Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.

·      Menutup pelajaran dengan doa.

c.    Observasi

Guru mengamati  keaktifan  siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, dan dalam proses belajar mengajar juga diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan guru dan teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran siklus I ini masih ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:

1)        Beberapa siswa  belum semuanya terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

2)        Dalam mengerjakan tugas kelompok tidak semua siswa ikut secara aktif mengerjakannya.

 Hasil evaluasi menunjukkan belum secara keseluruhan siswa mencapai standar ketuntasan. Sebagai bahan perbaikan untuk siklus berikutnya guru akan memfokuskan perbaikan dalam penggunaan metode demonstrasi.

d.   Refleksi

Berdasarkan pengamatan dan analisis data tes formatif pada siklus pertama, siswa yang belum tuntas 23 siswa atau sebesar 76,7%, dan siswa tuntas belajar baru berjumlah 7 anak dari 30 siswa atau sebesar 23,3%. Hasil ini belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (≥68).

Setelah guru berdiskusi dengan observer untuk menyikapi hasil pembelajaran melalui observasi, hasil latihan, dan tes formatif, maka perlu dilanjutkan perbaikan pada siklus kedua.

Agar dalam pembelajaran dapat berjalan sesuai harapan maka solusi yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1)   Guru harus lebih banyak mendorong siswa untuk aktif dalam belajar.

2)   Penggunaan media pembelajaran harus sesuai

3)   Dalam mengerjakan tugas kelompok guru  harus lebih menekankan penggunaan metode demonstrasi dan memotivasi semua anggota kelompok untuk aktif mengerjakan tugasnya.

4)   Guru lebih banyak memotivasi siswa dalam belajar.

Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II.

2.    Siklus II

Siklus II di laksanakn pada hari Kamis, 2 Maret 2017. Dari hasil refleksi dan hasil pengamatan pada siklus I yang belum memuaskan, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan langkah – langkah sebagai berikut :

 

a.    Perencanaan

Penyusunan langkah-langkah tindakan sebagai berikut:

1)   Menyususn Rencana Perbaikan Pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi awal.

2)   Mempersiapkan alat peraga

3)   Mempersiapkan lembar kerja siswa

4)   Mempersiapkan lembar evaluasi

5)   Mempersiapkan tempat pelaksanaan

b.    Pelaksanaan

Pada pelaksanaan pembelajaran ini guru kembali dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati jalannya proses belajar mengajar. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

 

 

1)   Kegiatan awal ( 5 menit )

Apersepsi

·      Sambil mempersiapkan media dan alat peraga guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagai apersepsi guru mengadakan tanya jawab berkaitan dengan materi.

-       Sebutkan dua nama kutub dalam magnet?

Motivasi

·      Guru memeberikan motivasi atas jawaban siswa.

2)        Kegiatan inti ( 20 menit )

Eksplorasi

·      Guru menjelaskan tentang materi yang ada dalam buku.

·      Siswa memahami bahwa magnet memiliki dua buah kutub.

·      Semua siswa diminta menyebutkan contoh-contoh benda yang mengandung magnet disekitar rumah.

Elaborasi

·      Menyimak pemahaman materi mengidentifikasi contoh-contoh benda yang mengandung magnet.

·      Menggunakan media gambar poster serta contoh-contoh benda asli yang mengandung magnet.

·      Mampu menyebutkan contoh-contoh benda asli yang mengandung magnet.

-       Ujung gunting

-       Pangkal pion catur

-       Dinamo sepeda

·      Mendemonstrasikan contoh-contoh benda asli yang mengandung magnet yang memiliki dua kutub.

Konfirmasi

·      Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

·      Memberikan pujian kepada siswa atas keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar

·      Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3)        Kegiatan akhir ( 10 menit )

·      Bersama-sama dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

·      Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.

·      Menutup pelajaran dengan doa.

c.    Observasi

Guru mengamati  keaktifan  siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, dalam proses belajar mengajar  juga diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan guru dan teman sejawat selama proses perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan hal – hal sebagai berikut:

1)        Siswa  hampir semuanya terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

2)        Dalam mengerjakan tugas kelompok dengan menggunakan metode diskusi hampir semua siswa ikut secara aktif mengerjakannya.

 Hasil evaluasi menunjukkan hampir secara keseluruhan siswa mencapai standar ketuntasan. Hal ini ditandai adanya peningkatan rata-rata ketuntasan di atas 50,0%.

d.   Refleksi

Berdasarkan analisis data tes formatif dan pengamatan pada siklus kedua, siswa tuntas belajar berjumlah 25 anak dari 30 siswa atau sebesar 83,3% dan siswa yang belum tuntas 5 siswa atau sebesar

16,7%. Hasil ini sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (≥68).

 

 

 

C. Teknik Analisis Data

     1. Tekhnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang kualitatif ini di ambil melalui dokumentasi     dan tes

a. Dokumentasi

metode dokumentasi menurut Arikunta ( 2007 ) yaitu mencari data mengenai hal – hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya.

Dokumen yang di gunakan pada penelitian ini adalah daftar nilai Siswa dan Lembar Kerja Siswa ( LKS )

b. Tes

             Tes dapat di gunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes yang di berikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini di kerjakan oleh siswa secara individual setelah mempelajari suatu materi. Tes ini juga di laksanakan pada saat proses pembelajaran melalui LKS dan tes akhir pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.

 2 . Analisis Data

    Data yang di perlukan dalam penelitian ini di peroleh melalui diskusi, aktivitas siswa dan tes formatif serta guru. Pada penelitian ini menggunkan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk prestasi belajar yang di capai oleh siswa. Dan memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

            Adapun untuk keperluan analisis penguasaan siswa yang di gunakan Standar KKM yaitu 68 :

·         Tingkat penguasaan < 68 di kategorikan “ belum tuntas “

·         Tingkat penguasaan = 68 di kategorikan “ tuntas “

·         Tingkat Penguasaan > 68 di kategorikan “ terlampaui “

Kriteria yang di gunakan pada observasi adalah kehadiran, menganggapi pertanyaan guru, pertanyaan teman, mengajukan pertanyaan,  membuat kesimpulan  dan  mengumpulkan tugas.

Pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, membuat kesimpulan dan mengumpulkan tugas.

 

Menurut Prawito (2010) tekhnik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Dalam melakukan analisis data peneliti akan melakukan beberapa tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, atau verifikasi.

3. Penarikan kesimpulan

Dari data-data yang sudah disajikan, dicari pola hubungan permasalahan yang sering timbul. Menurut Prawito (2009), tujuan ferivikasi ini untuk mengukur ketelitian agar data menjadi valid dan bisa dipercaya. Dalam hal ini peneliti akan melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan, dan perumusan masalah yang ada.

 

 

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian

Keterangan

Penilaian (%)

Kurang Sekali

>  40

Kurang

41 – 55

Cukup

56 – 70

Baik

71 – 85

Baik Sekali

86 – 100

Tabel 3.2 Kategori penskoran

 

No

Kategori

Skor

1

2

3

4

1

Siswa dapat menjalin interaksi dengan guru dengan baik

 

 

 

2

Siswa dapat menjalin interaksi dengan teman saat mendemonstrasikan materi pelajaran dengan baik

 

 

 

3

Siswa aktif memberikan pendapat saat mendemonstrasikan materi pelajaran dengan baik

 

 

 

4

Siswa berani maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan materi pelajaran

 

 

 

5

Siswa membantu teman lain yang tidak memahami materi pelajaran

 

 

 

Jumlah Skor

17

 

Keterangan Skor:

 1         = Kurang sekali

        2   = Kurang

        3   = Baik

        4   = Baik Sekali


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran

     1. Deskripsi hasil prasiklus

              Sebelum di adakan Penelitian Tindakan Kelas pada tahap awal  di adakan tes formatif pada materi hubungan antara gaya gerak dan energi hasil nilai ulangan harian banyak yang belum tuntas, oleh karena itu di adakan perbaikan. Pada pra siklus dari jumalh 30 siswa, siswa yang mendapat nilai tuntas hanya 3 sedangkan yang belum tuntas ada 27 siswa. Dari hasil tersebut dapat di presentasikan 90 % belum tuntas  dan 10 % tuntas. Dengan melihat permasalahn di atas maka peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar isiwa dengan melakukan perbaikan pembelajaran.

 

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 04 Tundagan

Pada Perbaikan Pembelajaran IPA Pra Siklus

 

No

Nama Siswa

KKM (68)

PRA Siklus

T/TT

1

Kamsin

 

58

TT

2

Rodi Anwar

 

60

TT

3

Tina

 

60

TT

4

Kapilih

 

63

TT

5

Efendi

 

60

TT

6

Roimah

 

50

TT

7

Arif

 

58

TT

8

Deni Andena

 

60

TT

9

Fadkhuli Janatin

 

66

TT

10

27

 

 
Gatot Wahyono

 

65

TT

11

Heri Priyanto

 

60

TT

12

Ikhsan Maulana

 

60

TT

13

Ikmal Maulana

 

66

TT

14

Ikman Maulana

 

58

TT

15

Karinah

 

60

TT

16

Khoirotun Nisa

 

75

T

17

Kurniata Sari

 

65

TT

18

Ningsih

 

50

TT

19

Rohidin

 

60

TT

20

Rinto Saputra

 

60

TT

21

Risto

 

58

TT

22

Suci Laelatul F

 

60

TT

23

Serina Fahatun A

 

80

T

24

Sahidun Azhar

 

60

TT

25

Turmono

 

60

TT

26

Tarsidik

 

50

TT

27

Siti Khosingah

 

60

TT

28

Yani

 

60

TT

29

Yanti

 

50

TT

30

Toni

 

80

T

 

Jumlah nilai

 

1.815

 

Rata – rata

 

60,50

Daya serap

 

60

Siswa yang tuntas

 

3 (10%)

Siswa yang tidak tuntas

 

27 (90%)

 

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat di presentasikan di buat tabel  sebagai berikut :

 

 

Tabel 4. 1

Hasil belajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan

Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai dengan siklus I

 

No

Rentang Nilai

Pra Siklus

ket

1

41 - 50

4

 

2

51 - 60

17

 

3

60 -  70

7

 

4

70 - 80

2

 

5

80 – 90

-

 

6

90 – 100

-

 

 

Rata – rata

60,53

 

Daya serap

61 %

Siswa yang tuntas

3 (10%)

Siswa yang tidak tuntas

27 ( 90%)

           

       2. Deskripsi siklus I

    Secara umum dapat di katakan bawa pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi hubungan antara gaya, gerak dan energi pada siklus 1 cukup baik dengan nilai prestasi belajar siswa rata – rata 67,33  ( dengan skala 1 – 100 ).

  • Hasil Pengamatan

            sesuai dengan tujuan perbaikan, pada siklus 1 peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui  aktivitas – aktivitas yang telah di rencanakan pada rencana perbaikan pembelajaran.

            Untuk melihat hasil perbaiakan pembelajaran pada siswa kualitas pembelajaran prneliti melakukan tes formatif pada siswa. Kualitas perbaikan pembelajaran, minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut.

 

 

Tabel 4.2

Lembar pengamatan

Kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA Siklus I

 

 

No

 

Aspek yang di minati siswa

Siklus I

 

Ket

1

2

3

4

5

1

Memberi motivasi

 

 

 

 

 

2

Memotivasi

 

 

 

 

 

3

Memberi penguatan

 

 

 

 

 

4

Metode bervariasi

 

 

 

 

 

5

Menggunkan alat peraga

 

 

 

 

 

6

Memberi kesempatan bertanya

 

 

 

 

 

7

Menyimpulkan pembelajaran

 

 

 

 

 

8

Memberikan rangkuman materi

 

 

 

 

 

9

Mengadakan evaluasi

 

 

 

 

 

10

Memberi tugas

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

Nilai rata – rata

 

 

9

28

 

 

37 : 10 = 3,7

 

Keterangan

1 =  kurang sekali        2 = kurang       3 = cukup        4 = baik           5 = baik seklai

 

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa aktifitas  perbaikan pembelajaran pemberian apersepsi, kegiatan yang di lakukan guru untuk memotivasi siswa memberikan penguatan, metode mengajar yang bervariasi, pembwrian kesempatan bertanya, pengadaan evaluasi dan pemberian tugas menurut bapak Wiwid, S.Pd selaku observer di anggap telah mencapai kategori baik sedangkan variasi penggunaan alat peraga, penyimpulan pembelajaran, dan cara memberikan rangkuman materi cukup baik. Sehingga kegiatan pembelajaran yang di lakukan peneliti pada siklus 1 di anggap cukup baik.

 

Tabel 4.3

Minat dan keaktifan siswa

dalam perbaikan pembelajaran IPA siklus I

 

Minat dan keaktifan siswa

 

pra siklus

siklus 1

Jml siswa

%

Jml siswa

%

Minat rendah kurang aktif

16

53,3

11

36,7

Minat cukup, aktif

8

26,7

9

30,0

Minat tinggi, sungguh – sungguh

6

20,0

10

33,3

Jumlah

30

100

30

100

 

Tabel 2 tersebut memuat dan keaktifan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Aspek minat dan keaktifan siswa yang di amati meliputi perhatian siswa, mencataat hal penting, aktif dalam kelompok dan mengerjakan tugas.

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat kita lihat bahwa observer mencatat adanaya penurunan pada siswa yang minatnya rendah dan kurang aktif yaitu pada pra siklus 16 siswa ( 53,3 % ) menjadi 11 siswa ( 36,7 % ) pada siklus I, akan tetapi ada kenaikan pada siswa yang minatnya cukup dan aktif dari pra siklus 8 siswa ( 26,7 % ) menjadi 9 siswa ( 30, 0 % ) pada siklus I, pada siswa yang minat tinggi dan sungguh – sungguh juga mengalami kenaikan dari pra siklus 6 siswa ( 20, 0 % ) menjadi 10 siswa ( 33,3 % ) pada siklus I.

  • hasil pengamatan

hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang di lakukan pada siklus 1 dapat di lihat pada tabel berikut ini :

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 04 Tundagan

Pada Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I

 

No

Nama Siswa

KKM (68)

PRA Siklus

T/TT

1

Kamsin

 

58

TT

2

Rodi Anwar

 

60

TT

3

Tina

 

60

TT

4

Kapilih

 

63

TT

5

Efendi

 

60

TT

6

Roimah

 

64

TT

7

Arif

 

58

TT

8

Deni Andena

 

67

TT

9

Fadkhuli Janatin

 

75

T

10

Gatot Wahyono

 

65

TT

11

Heri Priyanto

 

66

TT

12

Ikhsan Maulana

 

67

TT

13

Ikmal Maulana

 

66

TT

14

Ikman Maulana

 

58

TT

15

Karinah

 

60

TT

16

Khoirotun Nisa

 

80

T

17

Kurniata Sari

 

75

T

18

Ningsih

 

60

TT

19

Rohidin

 

65

TT

20

Rinto Saputra

 

67

TT

21

Risto

 

58

TT

22

Suci Laelatul F

 

66

TT

23

Serina Fahatun A

 

86

T

24

Sahidun Azhar

 

67

TT

25

Turmono

 

76

T

26

Tarsidik

 

66

TT

27

Siti Khosingah

 

67

TT

28

Yani

 

75

T

29

Yanti

 

60

TT

30

Toni

 

85

T

 

Jumlah nilai

 

1.815

 

Rata – rata

 

2.020

Daya serap

 

67,33

Siswa yang tuntas

 

7 (23,3%)

Siswa yang tidak tuntas

 

25 (76,6%)

 

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat di presentasikan di buat tabel  sebagai berikut :

 

Tabel 4. 4

Hasil belajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan

Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai dengan siklus I

 

No

Rentang Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Ket

1

41 – 50

4

-

 

2

50 – 60

17

9

 

3

60 – 70

7

14

 

4

70 – 80

2

5

 

5

80 – 90

-

2

 

6

90 – 100

-

-

 

 

Jumlah nilai

60,53

67,33

 

Rata – rata

61 %

67

Siswa yang tuntas

3 (10%)

7 (23,3)

Siswa yang tidak tuntas

27 (90%)

25 (76,6)

 

                     Berdasarkan tabel hasil belajar di atas tampak ada peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dari rata – rata 60,53 pada pra siklus menjadi 67, 33 pada siklus I. Ada kenaikan 8,8. Di lihat dari prosentase keberhasilan pembelajaran baru sebesar 69,50%.

v  Deskripsi Temuan

                        Walaupun sudah tampak ada peningkatan dalam hal prestasi siswa namun dari hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran masih menunjukkan nilai  yang belum cukup rata – rata hanya 60,53 %. Hal ini menurut pengamatan teman sejawat yang ikut membantu dalam kegiatan penelitian, masih ada aspek – aspek yang belum maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu :

1. penggunaan metode belajar yang memadai untuk tercapainya tujuan yang di harapkan. Metode ceramah masih mendominasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. alat peraga yang di gunakan masih terbatas. Guru sudah mengguankan alat peraga denagan baik, namun siswa belum semuanya dapat mengamati dengan baik.

3. pemberian kesempatan bertanya pada siswa masih kurang, semestinya siswa di kontrol untuk pemahaman terhadap materi yang sedang di bahas dengan selalu memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

4. penarikan kesimpulan dan pembuatan rangkuman materi pembelajaran masih di domonasi oleh guru. Seyogyanya dalam menarik kesimpulan dan membuat materi perlu melibatkan siswa secara aktif.

5. aktifitas siswa pada perbaikan pembelajaran masih di temukan siswa yang kurang konsentrasi pada pembelajaran. Hal ini terbukti masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatan di luar pembelajaran bahkan ada yang suka bergurau.

                  Dari temuan – temuan yang ada pada pembelajaran siklus I, peneliti dan teman sejawat berkesimpulan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran masih perlu di lakukan tindakan untuk siklus II. Di samping itu peningkatan prestasi siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus I baru 14,30 % dengan siswa yang memenuhi KKM baru 7 siswa ( 23,3 % )

3.  Deskripsi Siklus II

  • pengamatan

        sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang telah di susun, dan  hasil refleksi siklus I, pada siklus II peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui aktifitas – aktifitas seperti yang telah di rencanakan pada RPP siklus II, yakni lebih mengaktifkan siswa.  

 

Tabel 4.5

Lembar Pengamatan

Kualitas Pelaksanaan Perbaikan Pembelajran

Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II

 

No

 

Aspek yang di minati siswa

Siklus I

 

Ket

1

2

3

4

5

1

Memberi motivasi

 

 

 

 

 

2

Memotivasi

 

 

 

 

 

3

Memberi penguatan

 

 

 

 

 

4

Metode bervariasi

 

 

 

 

 

5

Menggunkan alat peraga

 

 

 

 

 

6

Memberi kesempatan bertanya

 

 

 

 

 

7

Menyimpulkan pembelajaran

 

 

 

 

 

8

Memberikan rangkuman materi

 

 

 

 

 

9

Mengadakan evaluasi

 

 

 

 

 

10

Memberi tugas

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

Nilai rata – rata

 

 

9

28

 

 

37 : 10 = 3,7

           

Keterangan

1          =  kurang sekali          

2          =  kurang                                

3          =  cukup

4          =  baik

5          =  baik sekali

 

                             Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa aktivitas perbaikan pembelajaran pemberian apersepsi, kegiatan yang di lakukan guru untuk memotivasi siswa, metode mengajar yang bervariasi, pemberian kesempatan bertanya, pemberian rangkuman materi, menurut bapak Wiwid Widiyanto, S.Pd selaku supervisor di anggap telah mencapai kategori baik seklai. Sedangkan pemberian penguatan, penyimpulan pembelajaran, pengadaan evaluasi dan pemberian tugas masuk pada kategori baik. Sehngga kegiatan pembelajaran pada siklus II di anggap sudah baik.  

 

Tabel 4.6

Minat dan Keaktifan Siswa

Dalam Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II

 

Minat dan keaktifan siswa

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

Jml siswa

%

Jml siswa

%

Jml siswa

%

minat rendah, kurang aktif

16

53,3

11

36.7

3

10

Minat cukup, aktif

8

26,7

9

30,0

10

33,3

Minat tinggi, sungguh- sungguh

6

20,0

10

33,3

14

46,7

Jumlah

30

100

30

100

30

100

 

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat kita lihat bahwa superfisor mencatat adanaya penurunan pada siswa yang minatnya rendah dan kurang aktif yaitu pada pra siklus 16 siswa ( 53,3 % ) menjadi 11siswa ( 36,7 % ) pada siklus I, akan tetapi ada kenaikan pada siswa yang minatnya cukup dan aktif dari pra siklus 8 siswa ( 26,7 % ) menjadi 9 siswa ( 30, 0 % ) pada siklus I, pada siswa yang minat tinggi dan sungguh – sungguh juga mengalami kenaikan dari pra siklus 6 siswa ( 20, 0 % ) menjadi 10 siswa ( 33,3 % ) pada siklus I. Pada siswa II juga mengalami kenaikan yaitu 14 siswa ( 46,7  % ).

 

Grafik 4.2

Kenaikan dan penurunan minat siswa



  • hasil tes formatif siswa

                             hasil belajar siswa dalam perbaikam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang di peroleh dari tes formatif yang di lakukan pada setiap pertemuan pada siklus II dapat di lihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7

Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 04 Tundagan

Pada Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II

 

No

Nama Siswa

KKM (68)

PRA Siklus

T/TT

1

Kamsin

 

60

TT

2

Rodi Anwar

 

60

TT

3

Tina

 

80

TT

4

Kapilih

 

75

TT

5

Efendi

 

78

TT

6

Roimah

 

78

TT

7

Arif

 

80

TT

8

Deni Andena

 

85

TT

9

Fadkhuli Janatin

 

84

TT

10

Gatot Wahyono

 

76

TT

11

Heri Priyanto

 

79

TT

12

Ikhsan Maulana

 

82

TT

13

Ikmal Maulana

 

70

TT

14

Ikman Maulana

 

80

TT

15

Karinah

 

68

TT

16

Khoirotun Nisa

 

85

T

17

Kurniata Sari

 

85

TT

18

Ningsih

 

60

TT

19

Rohidin

 

75

TT

20

Rinto Saputra

 

80

TT

21

Risto

 

82

TT

22

Suci Laelatul F

 

86

TT

23

Serina Fahatun A

 

96

T

24

Sahidun Azhar

 

85

TT

25

Turmono

 

82

TT

26

Tarsidik

 

78

TT

27

Siti Khosingah

 

83

TT

28

Yani

 

80

TT

29

Yanti

 

76

TT

30

Toni

 

95

T

 

Jumlah nilai

 

2.276

 

Rata – rata

 

75,76

Daya serap

 

76

Siswa yang tuntas

 

25 (83,3%)

Siswa yang tidak tuntas

 

5 (16,6%)

 

Berdasarkan data tersebut di atas dapat di presentasikan di buat tabel sebagai berikut :

 

Tabel 4.7

Hasil bealajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan

Pada perbaikan pembelajaran IPA dari pra siklus sampai siklus II

 

No

Rentang Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

KET

1

41 – 50

4

-

-

 

2

50 – 60

17

9

2

 

3

60 – 70

7

14

3

 

4

70 – 80

2

5

14

 

5

80 – 90

-

2

9

 

6

90 – 100

-

-

2

 

 

Rata – rata

60,53

67,33

75,76

 

Daya serap

61 %

67

76

Siswa yang tuntas

3 (10%)

7 (23,3)

25 (83,3)

Siswa yang tidak tuntas

27 (90)

23 ( 76,6)

5 (16,6)

 

Dari tabel 6 di atas tampak ada peningkatan hasil belajar dari rata – rata 60,53 pada pra siklus menjadi 67,33 siklus I dan 75,76  pada siklus II. Bila di lihat secara prosentase keberhasilan tujuan pembelajaran pada siklus II  80 % lebih tinggi di bandingkan siklus I yaitu 20 %, di samping itu juga dapat di ketahui bahwa siswa yang tuntas belajar pada siklus II berjumlah 25 siswa ( 83,3 % ) yang tentunya lebih banyak di bandingkan denagan siklus I hanya 7 siswa ( 23, 3 % ) maupun pra siklus hanya 3 siswa ( 10 % ).

                       

Grafik 4.3

perbandingan ketuntasan belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II



     Setiap aktivitas siswa yang di lakukan perlu perlu perbaikan    pembelajaran menjadi pusat observasi dan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

a. pemberian motivasi belajar pada siklus II di tingkatkan dengan lebih merata. Tidak hanya pada siswa yang pandai tetapi juga kepada siswa yang kurang pandai, ternyata dengan pemberian motivasi secara merata kepada semua siswa dapat menjadikan siswa aktif dalam belajar.

b. pemberian penguatan materi yang sudah memadai.

c. penggunaann alat peraga yang cukup memadai

d. pemberian kesempatan bertanya pada setiap kegiatan pembelajaran kepada sisw aterasa hidup, ada kecenderungan siswa keingintahuannya dan kelihatan sungguh – sungguh dalam mengikuti pembelajara

e. penggunaan metode sangat bervariasi sehingga dapat menciptakan semangat belajar yang memadai untuk tercpainya tujuan yang di harapkan. Metode ceramah masih mendominasi pada siklus I. Pada siklus II sudah di variasikan dengan metode tanya jawab antara siswa dan guru.

f. penyimpulan materi di lakukan guru bersama – sama dengan siswa, sehingga dapat membantu dalam pemahaman materi.

g. aktifitas siswa pada

Hasil belajar perbaikan pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 01Tundagan pada kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) dengan menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada studi awal.

 

B.  Pembahasan Hail Penelitian

                  Dari data kualitas perbaikan pembelajaran dan hasil tes terrakhir dalam penelitian di kelas V SDN 04 Tundagan mata  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat di katakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat. Berkaitan dengan hal itu prestasi belajar siswa juga meningkat.

                        Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,7 ( skala 1 – 5 ) pada siklus I dan meningkat menjadi 4,2 ( skala 1 -5 ) pada siklus II. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat bahwa hasil tes akhir pada pra siklus hanya 61 % daya serapnya, kemudian terjadi peningkatan hasil belajar setelah di laksanaka perbaikan pembelajaran yakni 20 % pada siklus I dan 80 % pada siklus II. Begitu pula pada siswa yang tuntas, pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 3 ( 10 % ), meningkat menjadi 7 siswa ( 23, 3 ) pada siklus I dan siklus II 25 siswa

( 83, 3 % )

             Peningkatan orestasi hasil siswa kelas V SDN 04 Tundagan terjadi karena dal pelaksanaan perbaikam pembelajaran secara konsisten dan konsekuen peneliti melaksanakan aktivitas – aktivitas  perbaikan yang telah di pilih dengan tepat. Aktifitas tersebut meliputi pemberian apresepsi, pemberian motivasi, pemberian penguatan, penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan alat peraga, pemberian kesempatan bertanya, penyimpulan pembelajaran, pemberian rangkuman materi, dan pengadaan evaluasi.

             Dari sekian aktifitas yang di pilih pada perbaikan pembelajaran ini peneliti dapat mencatat lima aktivitas yang sangat mendukung tercapainya aktifitas yang di harapkan dan sesuai dengan kajian teori yang ada, antara lain peneliti jelaskan sebagai berikut :

1. Kegiatan apersepsi

Kegiatan guru dalam apersepsi dalam apersepsi lebih menitikberatkan kegiatan mengulas singkat pelajaran yang sudah di pelajari serta menghubungkan pada tahap pelajaran yang akan di pelajari. Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pembelajaran yang sudah di miliki oleh siswa dengan materi yang akan di pelajari

                Apersepsi yang peneliti lakukan dengan menanyakan tentang hubungan antara gaya, gerak, dan energi dan pemberian pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang di bahas membuktikan dapay dapat memotivasi dan memacu semangat belajar siswa.

       2. Pemberian Motivasi

                   Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakuakan sesuatu tindakan. Motivasi merupakan energi oebting dalam meraih keberhasilan, karena dengan adanya motivasi maka pada diri seseorang akan tumbuh semangat meraih apa yang menjadi tujuan dengan tindakan ( action ) nyata.

                  Dengan memberikan teori motivasi bahwa aktifitas seseorang di dorong karena adanya kebutuhan – kebutuhan yang harus di penuhi, maka peneliti memperlakukan siswa sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan atas kemampuannya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut jika di penuhi akan berakibat adanya suatu aktifitas belajar. Di dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran kebutuhan akan harga diri dan pengakuan dapat di wujudkan dengan pujian dan sanjungan ( penghargaan bersifat verbal ) maupun pemberian yang bersifat non verbal seperti pemberian tepukan, usapan, acungan jempol maupun hadiah. Dengan memperhatikan teori tersebut, peneliti berusaha dalam meningkatkan motivasi siswa dengan cara pemberian pujian sebagai penghargaan atas prestasi siswa dengan cara memberi pujian sebagai penghargaan atas prestasi siswa. Pujian dengan kata – kata maupun tepukan dan acungan jempol di berikan cukup merata kepada siapapun siswa yang berhasil menjawab dengan tepat.

                              Perlakuan ini di berikan untuk menumbuhkan potensi dan kepercayaan diri bahwa siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dari upaya perlakuan ini akan berdampak pada meningkatnya hasil prestasi belajar sebagaimana yang di paparkan pada hasil tes terakhir pada perbaikan pembelajaran siklua I sampai siklus II.

            3. Pemberian penguatan

    Aktivitas pemberian penguatan perilaku siswa pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini sangat di rasakan manfaatnya. Siswa merasa di hargai dan termotivasi untuk selalu berbuat yang terbaik dalam setiap pembelajaran.

         4. penggunaan metode

                   Secara khusus peneliti menggunakan metode demonstrasi yang menurut peneliti sangat efektif untuk meningkatkan keefektifan dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil tes akhir maupun peningkatan partisipasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I sampai dengan siklus II.

        5. pemberian kesempatan bertanya

                   Pemberian kesempatan bertanya pada siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran sangat sangat memungkinkan terciptanya pembelajaran yang efektif. Siswa merasakan adanya kesempatan untuk mengetahui atau memahami mengenai masalah yang di bahas dengan cara mengajukan pertanyaan. Aktivitas ini berlangsung dengan baik pada setiap siklus pembelajran.                                     

             

BAB V

SIMPULAN DAN  SARAN TINDAK LANJUT

 

A.    Simpulan

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran di kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) yang dilaksanakan mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus kedua. Penulis menarik suatu kesimpulan:

1.      Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD Negeri 01terbukti meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Hal ini di tunjukkan dari rata – rata nilai formatif yang di peroleh siswa mengalami peningkatan yakni 60,53 pada pra siklus menjadi 67,33 pada siklus I dan 75,76  pada siklus II.

2.        Penggunaan metode demonstrasi dan diskusi pada mata pelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya magnet) siswa kelas V SD Negeri 01Tundagan Dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa hal ini di tunjukkan dari banyaknya siswa mengalami ketuntasan belajar pada tiap siklus yaitu dari 3 siswa ( 10 % ) pada pra siklus, menjadi 7 siswa (23,3%) pada siklus II, dan 25 siswa ( 83,3 % ) pada siklus II .

 

B.     Saran Tindak Lanjut

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran, antara lain:

  1. Merancang RPP sebaik mungkin supaya kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.
  3. Mengalokasikan waktu dan memanfaatkan waktu dalam pembelajaran dengan baik, mulai kegiatan awal sampai akhir sesuai proporsi masing-masing.
  4. Dalam melaksanakan pembelajaran IPA, hendaknya menggunakan metode demonstrasi sebagai cara dalam penyampaian pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih konkret dan bermakna bagi siswa.
  5. Menganalisis  dan menilai hasil evaluasi siswa.

 

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran melalui penelitian perbaikan pembelajaran kelas ini perlu diteruskan atau ditindak lanjuti oleh setiap guru, karena sikap positif kepala sekolah beserta guru lain sangat diperlukan.


DAFTAR PUSTAKA

 

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2007 ). Pedoman Penyusunan Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Darmodjo Hendro, ( 2007 )Pendidikan IPA. Jakarta: BP2 GSD-Dirjen Dikti.

Hidayat, (2008 ). Diktat Kuliah Pembelajaran MIPA. Semarang: FMIPA UNNES.

I.G.A.K. Wardhani, (2009). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

I.G.A.K. Wardhani, dkk., ( 2013 ). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Raka Joni, T. (2010 ). Cara Belajar Siswa Aktif, Implikasinya Terhadap Sistem Pengajaran, Proyek Pengembangan Guru. Jakarta: Depdikbud.

Samatowa, Usman., (2007)Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sanjaya, Wina, ( 2007). Strategi Pembelajaran. (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Prenada Media Grup

Sudjana, Nana. Dkk. (  2010 ).  Media Pengajaran.  Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Syaiful Bahri Djamarah, 2008. Guru dan Interaksi Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta; Rineka Cipta.

Hasibuan. 2007. Proses Belajar Mengajar. Edisi ke-XII.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.








jika kalian butuh format bentuk word silahakan Dowload disin

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Kepercayaan orang Jawa sebelum Islam